
3 Alasan Ini Bikin Rupiah Makin Perkasa, Dolar Turun ke Rp15.550

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disebabkan oleh tiga faktor utama yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,22% di angka Rp15.555/US$. Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 12 Januari 2024.
Sementara DXY pada pukul 09:05 WIB turun ke angka 102,93 atau melemah 0,03%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (12/3/2024) yang berada di angka 102,95.
Penguatan rupiah setidaknya didasarkan oleh tiga alasan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dari dalam negeri, tercatat bahwa cadangan devisa Indonesia masih cukup kuat di angka US$ 144 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$ 145,1 miliar. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Indonesia (BI) memiliki senjata yang cukup kuat untuk menstabilkan nilai tukar rupiah jika sewaktu-waktu terjadi depresiasi.
Posisi cadangan devisa tersebut masih setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Sedangkan dari sisi eksternal terpantau bahwa bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan memangkas suku bunganya tahun ini.
Menurut Fedwatch Tool CME, saat ini para pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 62,4% pada bulan Juni.
Pemangkasan suku bunga The Fed dinilai mampu melemahkan DXY dan membuat rupiah mengalami apresiasi ke depan.
Pendongkrak rupiah selanjutnya adalah sentimen positif dari China terkait dengan surplus neraca dagang yang melonjak. Sepanjang Januari-Februari 2024, neraca dagang sang Naga Asia ini tercatat surplus US$ 125,16 miliar.
Hal ini memberikan sentimen positif bagi Indonesia karena China merupakan mitra dagang utama ekspor Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900