Market Commentary

Naik Jadi 6.350, Saham BBRI Cetak Rekor Baru

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Jumat, 08/03/2024 16:47 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar kedua di Indonesia yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ditutup melesat dan kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa barunya pada perdagangan Jumat (8/3/2024).

Hingga akhir perdagangan hari ini, saham BBRI melonjak 2,01% ke posisi harga Rp 6.350/unit. Pada posisi BBRI per akhir perdagangan hari ini menjadi rekor tertinggi barunya (all time high/ATH). Adapun terakhir BBRI mencetak ATH yakni pada perdagangan 20 Februari lalu di Rp 6.300/unit.

Saham BBRI pada hari ini ditransaksikan sebanyak 17.546 kali dengan volume sebesar 162,59 juta lembar saham dan nilai transaksinya juga cukup besar yakni mencapai Rp 1,03 triliun. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 962,4 triliun.


Melesatnya saham BBRI hingga kembali mencetak ATH barunya lagi hari ini terjadi menjelang pembagian dividen untuk tahun buku 2023. Adapun periode cum date dari dividen BBRI kali ini diperkirakan akan jatuh pada 13 Maret mendatang.

Sebelumnya pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang digelar pada Jumat pekan lalu, perseroan memutuskan beberapa hal termasuk kebijakan dividen untuk tahun buku 2023.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan bahwa RUPST memutuskan untuk membagikan 80% dari total laba tahun buku 2023 sebagai dividen atau senilai Rp 48,1 triliun.

"Tahun lalu selama satu tahun BRI hasilkan laba Rp 60,4 triliun dan RUPS Tahunan hari ini telah memutuskan80% dari laba itu dibagikan dalam bentuk dividen yang pada akhirnya 80%,"kata Sunarso usai RUPST.

Dengan demikian setiap lembar saham BRI akan mendapatkan dividen Rp 319. Pada tahun lalu BRI telah membagikan dividen interim sebesar Rp 84 per lembar saham, sehingga sisa dividen yang akan dibagikan BRI sebesar Rp 235.

Lebih rinci, publik akan mendapatkan Rp 25,71 triliun dan pemerintah Rp 22,39 triliun. Publik dan pemerintah pada tahun lalu telah mendapatkan dividen interim sebesar Rp6,77 triliun dan Rp 5,9 triliun, sehingga sisa dividen yang akan dibagikan tahun ini Rp 18,94 triliun dan Rp 16,49 triliun.

Sunarso juga mengungkapkan bahwa BRI memiliki kemampuan untuk membagikan dividen jumbo hingga setidaknya 5 tahun ke depan.

Optmistis tersebut berasal dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 27,3% per Desember 2023. Angka tersebut terbilang sangat aman, karena berdasarkan ketentuan untuk menanggung segala potensi risiko membutuhkan rasio CAR sebesar 17,5%.

Oleh karena itu, kata Sunarso, BRI memiliki kelonggaran CAR sebesar 10%. Dengan asumsi pertumbuhan bisnis mengonsumsi CAR sebesar 2% per tahun, hingga 5 tahun ke depan BRI belum membutuhkan tambahan modal.

"Maka berapapun labanya kita punya kelonggaran bagi dividen dengan porsi yang besar," kata Sunarso.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Luncurkan BRIvolution Initiatives Phase 1, Ini Janji Dirut BRI!