
IHSG Naik 0,59%, BREN & BBRI Jadi Penopang

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Rabu (28/2/2024), meski investor masih cenderung wait and see menanti rilis data ekonomi penting di dalam dan luar negeri.
IHSG ditutup menguat 0,59% ke posisi 7.328,64. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 7.300 pada hari ini.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 10 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 260 saham naik, 267 saham turun, dan 246 saham cenderung mendatar.
Secara sektoral, sektor konsumer primer menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni sebesar 1,09%.
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Barito Renewables Energy | BREN | 17,60 | 5.950 | 8,18% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 11,78 | 6.225 | 1,63% |
Bank Central Asia | BBCA | 8,69 | 10.000 | 1,27% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 4,63 | 7.125 | 0,71% |
Astra International | ASII | 2,29 | 5.225 | 0,97% |
Chandra Asri Pacific | TPIA | 1,93 | 4.510 | 1,35% |
Sumber: Refinitiv
Emiten energi baru dan terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 17,6 indeks poin.
Selain itu, tiga saham bank raksasa juga menjadi movers atau penggerak IHSG yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 11,8 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 8,7 indeks poin, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 4,6 indeks poin.
IHSG berhasil menguat, setelah beberapa hari terakhir cenderung merana, meski investor masih cenderung wait and see menanti rilis data ekonomi terbaru Indonesia dan data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Dari AS, pada hari ini akan dirilis data perkiraan kedua dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV-2023.
Konsensus pasar dalamTrading Economicsmemperkirakan PDB AS pada perkiraan kedua secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) mencapai 3,3%, lebih rendah dari posisi kuartal III-2023 yang mencapai 4,9%.
Sebelumnya, data keyakinan konsumen AS menunjukkan indeks turun menjadi 106,7 pada Februari 2024, dari 110,9 pada Januari ataupun ekspektasi pasar yakni 115.1.
Fakta-fakta di atas mencerminkan adanya perlambatan ekonomi AS yang bisa berimbas kepada kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Jika ekonomi AS makin melemah maka ada harapan The Fed memangkas suku bunga dalam waktu dekat.Kondisi ini akan menguntungkan rupiah karena investor bisa melepas dolar AS dan membeli instrumen lain seperti rupiah.
Di sisi lain, investor juga masih menimbang rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menetapkan rancangan defisit APBN pada 2025 sebesar 2,48%-2,8%. Angka defisit itu melebar dari yang ditetapkan untuk APBN 2024 sebesar 2,29%.
Seperti diketahui, APBN 2025 akan menjadi pedoman presiden berikutnya. Melihat data real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), APBN tersebut akan digunakan Prabowo Subianto.
Rancangan defisit itu diiringi dengan target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,3%-5,6%. Di atas target pertumbuhan 2024 sebesar 5,2% dan realisasi pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,05%.
Pelebaran defisit yang tidak bisa dijaga juga bisa berdampak besar kepada keyakinan pasar keuangan Tanah Air.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an