Maret, BCA, Mandiri, BRI, BNI, BTN Umumkan Dividen, Siapa Paling Gede?
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan akan segera mengumumkan kinerja keuangannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) mulai Maret 2024 mendatang.
Bank-bank besar yang akan segera menggelar RUPST di antaranya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).
CNBC Indonesia Research memproyeksikan dividen yang akan dibagikan investor pada tahun ini berdasarkan laba bersih tahun buku 2023 lalu dengan asumsi rata-rata selama tiga tahun Dividend Payout Ratio (DPR) atau alokasi laba yang sudah dikurangi porsi laba ditahan.
Dividen sendiri merupakan keuntungan yang dibagikan pada investor dari sebagian laba bersih perusahaan.
1. BRI
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), BRI akan menyelenggarakan RUPST pada Jumat 1 Maret 2024 yang akan digelar di Kantor Pusat BRI dan dimulai pada pukul 14.00 WIB
"Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak hadir dalam RUPS (recording date) adalah 6 Februari 2024," tulis manajemen.
BRI kembali memecah rekor dengan mencatatkan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp60,4 triliun sepanjang tahun 2023. Perolehan tersebut tumbuh 17,54% secara tahunan dari perolehan tahun 2022 sebesar Rp51,40 triliun.
Pencapaian tersebut tidak terlepas dari penyaluran kredit BRI yang tercatat sebesar Rp1.266,4 triliun, tumbuh 11,2% yoy pada periode Desember 2023. Dari jumlah tersebut, kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.068 triliun, atau menyumbang komposisi sebesar 84,4%.
Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 3,12% dan NPL net sebesar 0,76% per Desember 2023. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 229,09%.
BRI memberi sinyal akan membagi dividen jumbo dari laba tahun buku 2023. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan dirinya menginginkan sebesar 70% hingga 80% dari perolehan laba tahun lalu dapat dibagi menjadi dividen.
Ia menjelaskan BRI memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 27%. Jumlah itu melampaui ketentuan Basel III yang mensyaratkan minimal CAR perbankan sebesar 17,5%.
Sebagai informasi, tebaran dividen tunai BRI menjadi yang terbesar di antara emiten perbankan lainnya. Bila berkaca dalam lima tahun terakhir, tebaran dividen BRI juga terus meningkat.
Tercatat, jika dibandingkan dengan rasio dividen pada 2018, yakni sebesar 49%, maka terjadi peningkatan rasio tebaran dividen 36 basis poin (bps) di BRI hingga mencapai 85% pada tahun buku 2022.
Di mana, khusus kepada pemerintah selaku pemegang saham pengendali, BRI membagikan dividen senilai Rp23 triliun. Hal ini sejalan dengan laba BRI yang juga besar yakni Rp51,4 triliun pada tahun buku 2022.
BRI akan berpotensi membagikan dividen sebesar Rp Rp 304 per lembar saham dari tahun buku 2023.
2. BNI
BNI juga akan menggelar RUPST Buku 2023 pada Senin, 4 Maret 2024 yang akan diadakan di Ballroom Menara BNI Lt. 6 Jl. Pejompongan Raya No. 7 Bendungan Hilir Jakarta Pusat pukul 13.00 WIB.
BNI mencatat laba bersih Rp 20,9 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut naik 14,2% secara tahunan. Laba perusahaan anak menyumbang Rp419,4 miliar, dengan pertumbuhan 36,2% yoy.
Hasil positif ini diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9% per tahun.
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan bahwa laba perusahaan juga ditopang oleh pendapatan non-bunga (non-interest income). Sepanjang 2023 pos pendapatan tersebut naik 6,6% yoy menjadi Rp21,47 triliun.
Bank pelat merah itu mencatatkan penyaluran kredit mencapai Rp695 triliun sepanjang tahun 2023, naik 7,6% yoy. Penyaluran kredit tersebut terutama didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak. Korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3% yoy, blue chip BUMN tumbuh 11,8% yoy, kredit konsumer tumbuh 13,6% yoy, serta perusahaan anak yang tumbuh 134% yoy.
Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit tersebut, BNI juga telah menjaga kualitas portfolio kreditnya. Hal ini tercermin dari penurunan NPL di posisi 2,14% dan rasio kredit dalam risiko atau loan at risk (LaR) menurun jadi 12,9% di tahun 2023.
Mengutip dari Ciptadana Sekuritas, BNI membuka ruang untuk rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi yaitu sebesar 50%, dibandingkan dividend payout ratio historisnya sebesar 20-30%. Hal ini dimungkinkan karena CAR berada pada level yang sehat yaitu 19% pada kuartal II/2023.
Direktur Human Capital & Compliance BNI Mucharom menyampaikan bahwa pada tahun ini, BNI masih berupaya untuk memberikan imbal hasil yang optimal bagi pemegang sahamnya. Adapun dividen yang akan dibagikan senilai Rp169 per lembar.
3. Bank Mandiri
Mengutip keterbukaan informasi, RUPST bank Mandiri akan digelar pada tanggal 7 Maret 2024.
Bank Mandiri menorehkan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp 55,06 triliun menjadi 33,7% secara tahunan sepanjang 2023. Capaian ini disokong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,08% yoy menjadi Rp 9,89 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak perusahaan didirikan 25 tahun lalu.
Adapun sepanjang 2023 Bank Mandiri membukukan kredit sebesar Rp 1.398 triliun, naik 16,3% yoy. Hal ini mendorong aset bank menjadi Rp 2.174 triliun, tumbuh 9,12% yoy.
Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, salah satunya didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18,3% yoy. Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain yaitu sebesar 21,2% yoy menjadi Rp 238 triliun.
Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang terus membaik. Per akhir 2023, NPL bank berlogo pita ema situ secara bank only berhasil turun sebesar 86 basis poin (bps) secara tahunan ke level 1,02%.
CNBC Indonesia Research memproyeksikan dividen yang akan dibagikan BMRI investor mencapai Rp335 per lembar. Hasil tersebut didapatkan dengan asumsi dividen payout ratio (DPR) di sekitar 60%.
4. BTN
BTN akan menggelar RUPST yang rencananya akan dilakukan pada 6 Maret 2024 mendatang di Jakarta.
Berdasarkan laporan keuangan BBTN, laba bersihnya mencapai Rp 3,5 triliun sepanjang 2023, naik 14,94% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Perolehan laba tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih yang naik 9,2% yoy menjadi Rp 28,27 triliun pada periode yang berakhir Desember 2023. Seiring dengan peningkatan tersebut, beban bunga membengkak 36,31% yoy menjadi Rp 20,05 triliun.
Pada fungsi intermediasi, BBTN tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 296,58 triliun, meningkat 11,25% yoy pada tahun 2023.
Seiring dengan peningkatan tersebut, kualitas kredit juga terjaga dengan non-performing loan (NPL) net turun menjadi 3,01% dari setahun sebelumnya sebesar 3,38%.
Sementara terkait pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp 349,93 triliun pada tahun 2023, naik 8,7% yoy dari yang periode akhir tahun 2022 sebesar Rp 321,94 triliun.
Pertumbuhan kredit pun ikut mendorong aset BTN naik 9,1% yoy menjadi Rp 438,75 triliun dari periode akhir Desember 2022 sebesar Rp 302,15 triliun.
Dengan makin membaiknya kinerja keuangan BBTN di 2023, maka perseroan optimis dapat kembali membagi dividen tahun buku 2023 dengan besaran 20% dari laba bersih.
Direktur Utama BBTN, Nixon L.P. Napitupulu sebelumnya menyebut pihaknya bisa mempertahankan besaran dividen payout ratio (DPR) sebelumnya.
"Dividen payout-nya, kita masih optimis 20%," ujar Nixon pada saat Public Expose Live BEI, Rabu (29/11/2023).
Seperti diketahui, sebelumnya BBTN telah membagikan dividen sebesar Rp 609 miliar atau 20% dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 3,04 triliun. Jumlah untuk setiap pemegang saham adalah sebesar Rp 43,39 per saham.
5. BCA
RUPST BCA rencananya akan digelar pada tanggal 14 Maret 2024 mendatang di Menara BCA, Grand Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No. 1 Jakarta pada pukul 09.30 WIB.
Emiten perbankan swasta terbesar di RI milik keluarga Hartono, Bank Central Asia (BBCA), mencatatkan laba bersih konsolidasi senilai Rp48,6 triliun di sepanjang tahun 2023. Catatan laba tersebut naik 19,4% dibandingkan dengan capaian tahun 2022.
Dari sisi top line, pendapatan bunga bersih perusahaan dan entitas anak sepanjang tahun lalu naik 17,5% secara tahunan menjadi Rp75,4 triliun dengan pendapatan selain bunga tumbuh 5,5% menjadi Rp 23,9 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, imbal hasil yang lebih tinggi, serta kenaikan pendapatan fee dan komisi selaras dengan peningkatan jumlah transaksi.
BCA tercatat menyalurkan kredit Rp 810,4 triliun per Desember 2023, naik 13,9% secara tahunan (yoy). Penyaluran kredit BCA ditopang oleh segmen korporasi yang naik 15% yoy menjadi Rp 368,7 triliun. Kemudian segmen komersial naik 7,5% yoy menjadi Rp 126,8 triliun. Pada periode yang sama kredit UKM mencapai Rp 107,9 triliun atau naik 16% yoy.
Adapun kredit konsumern, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) masing-masing naik 2,3 kali lipat dan 2,6 kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
BBCA juga mencatat, kenaikan kinerja ini ikut ditopang oleh kredit yang tumbuh 13,9% menjadi Rp 810,4 triliun, dengan kredit macet (NPL) terjaga di angka 1,9%.
Adapun dividen yang bakal dibagikan oleh BBCA sebanyak Rp210 per lembar.
(ayh/ayh)