Pelaku Pasar Tunggu 2 Data Ini, Rupiah Menguat ke Rp15.580/US$

rev, CNBC Indonesia
13 February 2024 09:13
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap wait and see pasar perihal data dari Bank Indonesia (BI) maupun AS.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,06% di angka Rp15.580/US$. Posisi ini merupakan penguatan yang terjadi tiga hari beruntun.

Sementara DXY pada pukul 8.49 WIB melemah di angka 104,16 atau turun 0,01%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan Senin (12/2/2024) yang berada di angka 104,17.

Hari ini terdapat setidaknya dua sentimen yang memengaruhi nilai tukar rupiah yang datang dari internal maupun eksternal.

Dari dalam negeri, pelaku pasar sedang menunggu data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang diperkirakan masih tetap optimis (>100) namun diperkirakan akan ada tekanan yang semakin dalam sepanjang 2024.

Sebagai catatan, IKK periode Desember 2023 menunjukkan nilai yang lebih tinggi sebesar 123,8 dibandingkan dengan periode November 2023 sebesar 123,6.

Jika IKK dapat bertahan di level sebelumnya atau bahkan naik dibandingkan periode sebelumnya, hal ini akan memberikan angin segar bagi perekonomian domestik dan dapat menarik investor asing mengingat fundamental ekonomi Indonesia yang masih baik.

Sedangkan dari sisi eksternal, nanti malam negeri Paman Sam akan rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) atau data inflasi AS periode Januari 2024. Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi AS mencapai 3,4% (year on year/yoy) pada Desember 2023, naik dari 3,1% pada November 2023. Secara bulanan (month to month/mtm), tingkat inflasi AS mencapai 0,3%, meningkat dari 0,1% pada bulan sebelumnya.

Pelaku pasar memperkirakan inflasi AS akan melandai tipis ke 2,9% pada Januari 2024. Jika perkiraan ini meleset maka dampaknya bisa besar kepada pasar keuangan dunia.

Sementara jika inflasi sesuai ekspektasi atau bahkan lebih rendah, maka hal ini akan memberikan dorongan untuk bank sentral AS (The Fed) agar semakin cepat dalam memangkas suku bunganya sebab target inflasi di level 2% semakin dekat.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular