Bursa Asia Dibuka Menghijau, Nikkei Terbang Nyaris 2%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 13/02/2024 08:50 WIB
Foto: Bursa Jepang (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa bursa saham di Asia-Pasifik kembali dibuka pada perdagangan Selasa (13/2/2024) hari ini, setelah libur dalam rangka Tahun Baru Imlek. Secara mayoritas, bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung menguat.

Per pukul 08:25 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melejit 1,9%, Straits Times Singapura naik tipis 0,07%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,19%.

Sedangkan untuk indeks ASX 200 Australia pada pagi hari ini terpantau melemah 0,12%.


Sementara untuk pasar saham China dan Hong Kong hingga hari ini belum dibuka karena masih libur dalam rangka Imlek.

Khusus China, libur Imlek akan terjadi sepanjang pekan ini dan baru kembali dibuka pada Senin pekan depan, sehingga sentimen pasar dari China cenderung sepi pada pekan ini.

Bursa Asia-Pasik yang cenderung menguat terjadi di tengah bervariasinya bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin, karena investor cenderung wait and see menanti rilis data inflasi AS periode Januari 2024.

IndeksDow Jones Index (DJI) ditutup menguat 0,33%. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berakhir melemah. S&P 500 turun tipis 0,09%, sedangkan Nasdaq terkoreksi 0,3%.

Investor di AS masih memfokuskan perhatiannya ke perilisan kinerja keuangan perusahaan di AS, selain berfokus pada rilis data inflasi AS terbaru periode Januari 2024.

Sekitar 61 perusahaan dalam S&P 500 dijadwalkan melaporkan laba pekan ini, termasuk perusahaan gig economy seperti Lyft, Instacart, dan DoorDash. Perusahaan seperti AutoNation, Kraft Heinz, Hasbro, dan Coca-Cola juga akan memberikan gambaran tentang kondisi konsumen AS.

Para trader juga akan memantau data terbaru tentang consumer price index (CPI) atau inflasi AS yang akan dirilis pada Selasa pagi waktu setempat.

Pelaku pasar memperkirakan inflasi AS akan melandai tipis ke 2,9% pada Januari 2024. Jika perkiraan ini meleset, maka dampaknya bisa besar kepada pasar keuangandunia

Inflasi AS periode Januari sangat ditunggu warga AS dan pelaku pasar dunia mengingat pentingnya data tersebut. Inflasi AS menjadi salah satu pertimbangan terpenting bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menentukan suku bunga.

Pada pekan lalu, sejumlah pejabat The Fed menyampaikan kekhawatirannya akan inflasiAS yang belum juga turun ke sasaran mereka 2%. Mereka mengingatkan jika The Fed belum akan memangkas suku bunga jika inflasi AS belum bergerak di sasaran mereka.

Selain data inflasi, data ekonomi penting lainnya diharapkan pada hari Kamis dan Jumat, termasuk pembacaan Januari tentang penjualan ritel, produksi, impor dan ekspor, housing starts, dan Producer Price Index (PPI).

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel