Cadev RI Dongkrak Penguatan Rupiah, Akankah Hari Ini Berlanjut?
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terpantau menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu, terutama didorong data cadangan devisa RI yang masih kuat..
Melansir data Refinitiv hingga akhir perdagangan Rabu (7/1/2024), mata uang Garuda ditutup di posisi Rp15.630/US$. Penguatan ini merupakan apresiasi terkuat sejak 23 Januari 2023 dan mematahkan tren pelemahan dua hari beruntun.
Bank Indonesia (BI) diketahui telah merilis data cadev untuk Periode Januari 2024 berada di US$ 142,1 miliar. Nilai tersebut turun US$ 1,3 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 146,4 miliar.
Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI, mengatakan penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi jatuh tempo pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kendati turun, posisi cadev RI masih di atas standar kecukupan internasional. Erwin menjelaskan "Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,".
Dengan cadev yang masih cukup tinggi, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi mata uang Garuda karena cadev dapat dimanfaatkan sebagai bantalan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Kendati begitu, pergerakan pasar pekan ini diselimuti hawa politik yang kian dekat dengan pemilu serentak pada 14 Februari 2024. Menarik dicermati bagaimana jalannya pesta demokrasi tahun ini lantaran akan berdampak bagi perspektif investor terhadap kondisi di Tanah Air.
Namun, di sisi lain, tetap perlu diantisipasi jika situasi politik semakin memanas, maka akan berdampak pada tekanan jual di pasar keuangan domestik yang bisa berujung pada pelemahan rupiah.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah kian solid dalam tren penguatan. Terdekat mata uang Garuda potensi menguji penguatan ke level support di Rp15.580/US$, posisi ini didapatkan dari garis horizontal yang sempat diuji secara intraday pada 16 Januari 2024.
Kendati begitu, pelaku pasar tetap perlu mengantisipasi jika ada pembalikan arah melemah dengan melihat posisi resistance di Rp15.675/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 50 jam atau moving average 50 (MA50).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)