Top! Saham Bank Mandiri Cetak Rekor Baru Lagi di Rp 6.925
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar kelima di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau kembali melesat dan menyentuh lagi rekor tertingginya pada perdagangan sesi I Rabu (7/2/2024).
Per pukul 10:07 WIB, saham BMRI melesat 1,09% ke posisi harga Rp 6.925/unit. Pada posisi ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) barunya pasca stock split atau pemecahan saham. Adapun terakhir BMRI mencetak ATH yakni pada perdagangan Selasa kemarin di Rp 6.850/unit.
Saham BMRI sudah diperdagangkan sebanyak 2.164 kali dengan volume transaksi mencapai 13,59 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 93,72 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 646,33 triliun.
Hingga pukul 10:07 WIB di order bid atau beli, pada harga Rp 6.850/unit, menjadi antrean beli paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 37.718 lot atau sekitar Rp 26 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 7.100/unit menjadi antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 43.991 lot atau sekitar Rp 31 miliar.
Saham BMRI kembali melonjak karena investor menanti kebijakan pembagian dividen perseroan. Apalagi, BMRI yang berhasil mencetak rekor laba bersih di 2023 membuat investor optimis bahwa pembagian dividen BMRI semakin menarik.
CNBC Indonesia Researchmemproyeksikan dividen yang akan dibagikan investor pada tahun ini berdasarkan laba bersih tahun buku 2023 lalu dengan asumsi rata-rata selama tiga tahun Dividend Payout Ratio (DPR) atau alokasi laba yang sudah dikurangi porsi laba ditahan.
Secara nominal, BMRI potensi membagikan dividen paling besar mencapai Rp 335 per lembar. Sementara, estimasi dividen yield atau persentase keuntungan dividen terhadap harga saham BMRI sebesar 5,12%.
Potensi tersebut terjadi setelah BMRI berhasil mencatatkan rekor laba bersihnya pada 2023. Laba bersih secara konsolidasi BMRI pada 2023 mencapai Rp 55,06 triliun, naik 33,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini disokong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,08% yoy menjadi Rp 9,89 triliun.
Direktur Utama BMRI, Darmawan Junaidi mengatakan perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejakperusahaan didirikan 25 tahun lalu.
Dia juga mengatakan capaian kinerja signifikan tersebut selaras dengan kondisi ekonomi yang secara nasional masih resilien menghadapi volatilitas pada 2023.
"Dari berbagai tantangan yang ada di tahun 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih resilien didorong peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi yang masih terjaga. Di sisi lain ruang kinerja fiskal Indonesia masih besar untuk dapat terus mendukung perekonomian," kata Darmawan, Rabu (31/1).
Adapun sepanjang 2023, BMRI membukukan kredit sebesar Rp 1.398 triliun, naik 16,3% yoy. Hal ini mendorong aset bankmenjadi Rp 2.174 triliun, tumbuh 9,12% yoy.
Sementara itu bank membukukan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.576 triliun, naik 5,78% yoy, dengan rasio dana murah ataucurrent account savings account(CASA) 79,4%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)