Wangi Dividen Tercium, Saham BMRI Cetak Rekor Tertinggi di Rp 6.900
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar kelima di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau kembali melesat dan menyentuh lagi rekor tertingginya pada perdagangan sesi I Senin (5/2/2024).
Hingga pukul 12:00 WIB, saham BMRI melonjak 2,62% ke posisi harga Rp 6.850/unit. Bahkan, saham BMRI sempat menyentuh harga Rp 6.900/unit.
Saham BMRI kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya (all time high/ATH) pasca pemecahan saham atau stock split di Rp 6.850/unit. Adapun terakhir BMRI mencetak ATH yakni pada perdagangan Jumat pekan lalu di Rp 6.675/unit.
Saham BMRI sudah diperdagangkan sebanyak 9.,973 kali dengan volume transaksi mencapai 78,74 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 536,52 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 639,33 triliun.
Hingga pukul 12:00 WIB di order bid atau beli, pada harga Rp 6.825/unit, menjadi antrean beli paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 97.918 lot atau sekitar Rp 67 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 7.050/unit menjadi antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 51.633 lot atau sekitar Rp 36 miliar.
Saham BMRI kembali melonjak karena investor masih merespons positif dari kinerja keuangan BMRI sepanjang 2023. Laba bersih secara konsolidasi BMRI pada 2023 mencapai Rp 55,06 triliun, naik 33,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini disokong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,08% yoymenjadi Rp 9,89 triliun.
Direktur Utama BMRI, Darmawan Junaidi mengatakan perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak perusahaan didirikan 25 tahun lalu.
Dia juga mengatakan capaian kinerja signifikan tersebut selaras dengan kondisi ekonomi yang secara nasional masih resilien menghadapi volatilitas pada 2023.
"Dari berbagai tantangan yang ada di tahun 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih resilien didorong peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi yang masih terjaga. Di sisi lain ruang kinerja fiskal Indonesia masih besar untuk dapat terus mendukung perekonomian," kata Darmawan, Rabu (31/1).
Adapun sepanjang 2023, BMRI membukukan kredit sebesar Rp 1.398 triliun, naik 16,3% yoy. Hal ini mendorong aset bankmenjadi Rp 2.174 triliun, tumbuh 9,12% yoy.
Sementara itu bank membukukan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.576 triliun, naik 5,78% yoy, dengan rasio dana murah ataucurrent account savings account(CASA) 79,4%.
Tak hanya itu saja, seiring dengan makin membaiknya kinerja keuangan BMRI, maka prospek pembagian dividen cenderung menjanjikan.
Dividen sendiri merupakan keuntungan yang dibagikan pada investor dari sebagian laba bersih perusahaan.
CNBC Indonesia Research memproyeksikan dividen yang akan dibagikan investor pada tahun ini berdasarkan laba bersih tahun buku 2023 lalu dengan asumsi rata-rata selama tiga tahun Dividend Payout Ratio (DPR) atau alokasi laba yang sudah dikurangi porsi laba ditahan.
Secara nominal, BMRI potensi membagikan dividen paling besar mencapai Rp 335 per lembar. Sementara, estimasi dividen yield atau persentase keuntungan dividen terhadap harga saham BMRI sebesar 5,12%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)