The Fed Beri Kabar Buruk! Pasar Kripto Ambruk Berjamaah

rev, CNBC Indonesia
01 February 2024 07:29
FILE PHOTO: Representations of the Ripple, Bitcoin, Etherum and Litecoin virtual currencies are seen on a PC motherboard in this illustration picture, February 13, 2018. Picture is taken February 13, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto terdepresiasi secara bersamaan setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mengumumkan pemangkasan suku bunga tidak akan terjadi pada Maret 2024.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Kamis (1/2/2024) pukul 6.49 WIB, pasar kripto turun berjamaah. Bitcoin melemah 0,56% ke US$42.598,74 meskipun secara mingguan masih menguat 6,12%.

Ethereum berada di zona negatif 2,48% dalam 24 jam terakhir kendati dalam sepekan naik 2,1%

Solana anjlok 4,55% secara harian tetapi secara mingguan justru terbang 8,87%.

Sedangkan Avalanche berada di teritori negatif 5,56% dalam 24 jam terakhir sedangkan secara mingguan melonjak 6,3%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 1,87% ke angka 1.770,39. Open interest terdepresiasi 4,33% di angka US$36,33 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 57 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dilansir dari coindesk.com, mata uang kripto jatuh lebih rendah dengan bitcoin (BTC) meluncur di bawah US$43.000 karena komentar hawkish Ketua The Fed Jerome Powell mendinginkan harapan mengenai penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Dalam langkah yang diantisipasi secara universal, The Fed mempertahankan kisaran suku bunga acuannya tidak berubah pada 5,25%-5,5% setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pertama tahun ini.

Pelaku pasar lebih tertarik untuk memantau petunjuk kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya, dan banyak pengamat memperkirakan hal ini akan terjadi segera setelah pertemuan berikutnya di bulan Maret.

"Saya rasa komite tidak akan mencapai tingkat kepercayaan pada saat pertemuan bulan Maret untuk mengidentifikasi bulan Maret sebagai waktu untuk [memotong]," ujar Powell.

Alhasil, Kepala pasar di platform fintech Web3 YouHodler, Ruslan Lienkha mengatakan bahwa retorika hawkish yang mungkin terjadi mengenai waktu suku bunga tinggi yang lebih lama dari perkiraan dapat memicu koreksi di pasar saham dan sebagai konsekuensinya, arus keluar modal dari aset berisiko seperti bitcoin.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kekhawatiran Gonjang Ganjing 2025 Masih Ada, Pasar Kripto Memerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular