Intervensi BI Bikin Rupiah Menguat, Dolar AS Jadi Rp 15.777

rev, CNBC Indonesia
Selasa, 30/01/2024 15:17 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia (BI) melakukan operasi moneter pada beberapa waktu terakhir.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat di angka Rp15.777/US$ atau naik 0,18%. Penguatan ini terjadi dalam tiga hari beruntun sejak 26 Januari 2024.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.46 WIB turun tipis 0,04% menjadi 103,57. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (29/1/2024) yang berada di angka 103,61.


Rupiah kembali menguat pada perdagangan hari ini (30/1/2024) dan diyakini ke depan akan cenderung menguat khususnya pada semester-II 2024.

"Ke depan kami yakin bahwa nilai tukar rupiah akan tetap stabil bahkan ada kecenderungan menguat khususnya di paruh kedua 2024," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Selasa (30/1/2024).

"Didukung dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, turunnya yield termasuk US Treasury dan turunnnya penguatan dolar as dan penguatan didukung pula oleh operasi moneter yang kami lakukan yang pro market," paparnya.

Selain itu, BI juga melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas mata uang Garuda dengan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"Secara keseluruhan BI tahun ini sudah membeli SBN dari termasuk dari sekunder Rp8,8 triliun," ujar Perry.

Pembelian dilakukan oleh BI karena banyak investor yang melepas kepemilikan SBN, termasuk asing. Dengan demikian tekanan terhadap nilai tukar rupiah bisa diredam.

"BI juga membeli SBN dari pasar sekunder khususnya yang dijual asing, gunanya supaya rupiah stabil untuk memberikan kepastian investor asing," ujarnya.

Pada sisi lain, intervensi tersebut akan menambah likuiditas rupiah. "Kalau kami jual valas, dampaknya rupiahnya itu masuk supaya likuid rupiah keluar lagi kami beli SBN, SBN yang dijual asing kami beli, likuiditas rupiah nambah lagi," terang Perry.

Kendati rupiah terjadi penguatan tiga hari beruntun, namun pasar masih bersikap wait and see perihal rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral AS (The Fed) terkait pengumuman suku bunga.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed