Market Commentary

IHSG Berakhir Loyo, 6 Saham Ini Jadi Beban

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
17 January 2024 16:47
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memangkas koreksinya pada penutupan perdagangan Rabu (17/1/2024), setelah sempat ambles lebih dari 1%.

IHSG ditutup melemah 0,58% ke posisi 7.299,635. IHSG sempat terkoreksi ke level psikologis 7.100. Namun di akhir perdagangan, koreksi IHSG terpangkas dan kembali ke level psikologis 7.200.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitaran Rp 11 triliun dengan melibatkan 23 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 197 saham naik, 333 saham turun, dan 242 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor properti menjadi pemberat IHSG pada hari ini, yakni sebesar 1,21%. Selain itu, sektor teknologi juga menjadi laggard IHSG pada hari ini yakni sebesar 0,99%.

Selain itu, beberapa saham juga memperberat (laggard) IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Amman Mineral InternasionalAMMN-7,567.200-3,03%
GoTo Gojek TokopediaGOTO-6,2187-3,33%
Bank Rakyat Indonesia (Persero)BBRI-5,885.775-0,86%
Chandra Asri PetrochemicalTPIA-4,7710.900-4,21%
Astra InternationalASII-4,525.400-1,82%
Telkom IndonesiaTLKM-2,373.990-0,50%

Sumber: Refinitiv

Tiga saham Prajogo Pangestu kembali menjadi pemberat IHSG pada hari ini, dengan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi top laggard IHSG hari ini, yakni masing-masing 10,5 indeks poin dan 10,47 indeks poin.

IHSG ambles terjadi di tengah lesunya perekonomian China pada tahun lalu. NBS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) China pada 2023 hanya tumbuh 5,2%.

Hal ini menjadi salah satu pertumbuhan tahunan terlemah di China dalam lebih dari tiga dekade terakhir. China sendiri saat ini masih berjuang melawan krisis properti yang melumpuhkan, lesunya konsumsi, dan gejolak global.

Angka ini muncul seiring PDB kuartal keempat yang sedikit di bawah ekspektasi. PDB selama tiga bulan terakhir tahun 2023 naik hanya 5,2%. Angka tersebut juga berada di bawah perkiraan jajak pendapat Reuters yakni sebesar 5,3%.

Hal ini tentunya juga menjadi kabar kurang baik bagi Indonesia, karena China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia dan mitra dagang terbesar Indonesia, sehingga lesunya ekonomi China tentu tidak menguntungkan Indonesia.

Selain itu, IHSG yang melemah terjadi setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil dari pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama dua hari.

BI kembali menahan suku bunga acuan atau BI rate pada level 6% pada Januari 2024. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Demikianlah disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (17/1/2024).

"Keputusan mempertahankan BI rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang prostablity yaitu untuk penguatan stabilitas NTR serta langkahpreemtivedanforward lookinguntuk pastikan inflasi terkendali 2024 dan 2025," jelasnya.

Ini menjadi kali ketiga BI menahan di level tersebut setelah sebelumnya, BI menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bp) dari 5,75%.

Bank Indonesia bahkan memperkirakan suku bunga acuan AmerikaSerikat (AS) atau Fed Fund Rate akan turun pada semester II-2024. Bahkan lebih besar dibandingkan perkirakan sebelumnya.

"Ke depan BI memperkirakan dan meyakini nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung meredanya ketidakpastian global kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju dan turunnya tekanan penguatan dolar AS," ujarnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular