
Begini Dampak Pemilu 2024 Buat Kinerja BRI Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) merasa optimistis menghadapi tahun 2024 yang akan mengadakan pemilihan umum (pemilu).
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi meyakini pesta demokrasi itu akan menggenjot pertumbuhan kredit, walau ia mengatakan tidak akan sekencang tahun lalu.
"Secara umum, BRI optimistis menghadapi tahun 2024. Pemilu cenderung memberikan dampak positif terhadap omzet atau penjualan pelaku UMKM, yang notabene merupakan core business BRI. BRI memproyeksikan untuk tahun depan kredit akan tumbuh positif year on year, namun pertumbuhannya tidak akan se-agresif saat ini," katanya kepada CNBC Indonesia, pada akhir tahun lalu, dikutip Kamis (4/1/2023).
Guna menjalankan fungsi intermediasi tahun ini, bank pelat merah itu meyakini kondisi likuiditasnya tetap memadai. Menurut Hendy, suku bunga tinggi diproyeksikan tidak berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum. Ia menyebut, pada akhir September 2023, loan to deposit (LDR) BRI (bank only) memadai dengan level kisaran 88%.
Terkait dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), kata dia, per September 2023 BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21% secara tahunan (yoy). Penopang utama DPK BRI masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 63,64% atau sebesar Rp821,14 triliun.
"BRI secara konsisten menerapkan strategi "just right liquidity" untuk menjaga likuiditas di level yang optimal. Sebagai contoh, selama masa pandemi, di mana likuiditas tersedia berlebih di pasar, kami mengoptimalkannya untuk mengubah struktur pendanaan kami dengan berfokus pada dana murah atau CASA. Sebagai hasilnya kami berhasil mencatatkan komposisi CASA yang meningkat dan CoF (beban dana) yang lebih efisien," terang Hendy.
Menurutnya, pertumbuhan DPK BRI akan terus difokuskan pada penghimpunan CASA dari masyarakat. Oleh karena itu, ada dua strategi utama BRI, yakni retensi dan akuisisi.
Untuk retensi, BRI akan fokus pada transaksi digital, optimalisasi value chain dari bisnis wholesale serta pemanfaatan big data utamanya pada segmen mikro dan ultra mikro. Sementara pada strategi akuisisi, BRI akan fokus akuisisi merchant dan ekosistem.
Ekosistem yang dibidik yakni pasar/pusat perbelanjaan, fintech, SPBU/gas, FMCG (Fast Moving Consumer Goods), transportasi dan rumah sakit. Sementara untuk merchant akan difokuskan pada area-area pusat transaksi ritel, seperti pasar tradisional dan pasar besar, pusat kuliner hingga mal.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Top! BRI Cetak Laba Bersih Rp 60,4 Triliun di 2023