Market Commentary

2023 Sudah Berlalu, Ini Deretan 10 Saham Terboncosnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
02 January 2024 11:40
layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menorehkan kinerja yang cukup baik di tahun 2023. Bahkan, kinerja IHSG juga lebih baik dari tahun 2022.

IHSG tercatat melonjak 6,16% di 7.272,797 sepanjang 2023. Penguatan ini tentunya lebih tinggi dari pencapaian 2022 sebesar 4,09%.

Bahkan di kawasan Asia-Pasifik, IHSG menjadi yang terbaik kedua di ASEAN, di mana yang terbaik pertama di ASEAN yakni bursa saham Vietnam yang melesat hingga 12,2%.

Sedangkan di Asia-Pasifik, IHSG menduduki posisi ketujuh atau posisi terakhir dari deretan bursa saham utama Asia-Pasifik yang menghijau. Tetapi, kinerja IHSG masih lebih baik dari beberapa bursa utama Asia-Pasifik seperti Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong.

Meski kinerja IHSG membaik di 2023, tetapi nyatanya ada beberapa saham yang koreksinya lumayan dalam. Setidaknya ada sepuluh saham yang terkoreksi lebih dari 60%. Bahkan, ada saham yang koreksinya sudah lebih dari 70%.

Berikut daftar saham yang menjadi top losers pada 2023.

Emiten produsen kendaraan listrik bermerek 'Selis' yakni PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) menjadi saham dengan kinerja yang terburuk di 2023, di mana saham SLIS ambles hingga 73,31% sepanjang tahun 2023.

Era kendaraan listrik yang sudah dimulai pada tahun ini nyatanya tidak dapat menggairahkan saham SLIS. Hal ini karena penjualan sepeda motor listrik tampaknya belum mencapai target yang diharapkan.

Corporate Secretary Gaya Abadi Sempurna, Pricilla Jane Halim mengatakan penjualan motor listrik belum mencapai target. Hal ini karena adanya beberapa project lain yang sedang disiapkan perusahaan, yang berfokus pada B2B dan B2G.

"Tentu belum mencapai target, hal ini dikarenakan, ada beberapa project lain yang telah disiapkan selis sebelumnya, yang fokus pada B2B dan B2G" ungkap Pricilla.

Perusahaan menargetkan penjualan motor listrik diperkirakan 1000 unit per bulan. Akan tetapi, pada Desember 2023 ini penjualan motor listrik SLIS baru mencapai lebih dari 200 unit.

Pricilla menjelaskan penjualan motor listrik membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Perlunya peningkatan sosialisasi mengenai kendaraan listrik kepada masyarakat. Baik dari agen tunggal pemegang merek (ATPM), dealer, maupun pemerintah.

"Membutuhkan waktu yang tidak sedikit dalam memperkenalkan kendaraan listrik di masyarakat. Atas hal ini, sebagai atpm, kami telah menginformasikan detail produk baik dari penggunaan hingga terkait baterai" ujar Pricilla.

Selain saham SLIS, beberapa saham IPO 2022 juga masuk ke dalam saham terboncos 2023. Adapun saham-saham tersebut yakni PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), dan PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS).

Ketiga saham tersebut memang sempat mengalami kejayaannya beberapa hari setelah IPO. Bahkan di akhir 2022, masih terlihat ketiga saham tersebut masih melesat.

Namun memasuki 2023, nasib ketiganya pun cenderung kurang menggembirakan. Bahkan, saham BSBK sempat mendekam cukup lama di level Rp 50 per saham atau level gocap selama sembilan bulan.

Hal yang sama juga terjadi di saham COAL, di mana penurunan ke bawah level psikologis Rp 100 per saham sudah mulai terlihat sejak Juni lalu. Kemudian pada Agustus lalu, saham COAL pun juga sudah berada di kisaran level Rp 50 per saham, meski nasibnya lebih baik dari BSBK.

Meski begitu, kesepuluh saham tersebut tidak menjadi penggerak IHSG, sehingga koreksinya hanya mempengaruhi sedikit pergerakan IHSG di 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular