Perdagangan Perdana di 2024, IHSG Dibuka Loyo

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
02 January 2024 09:21
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin membuka Perdagangan BEI 2024 (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin membuka Perdagangan BEI 2024 (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung melemah pada perdagangan perdana 2024, Selasa (2/1 /2024), di mana investor cenderung wait and see menanti rilis data inflasi periode Desember 2023 sekaligus inflasi sepanjang 2023.

Pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka turun tipis 0,04% ke posisi 7.269,79. Selang 10 menit setelah dibuka, koreksi IHSG makin membesar yakni melemah 0,21% ke 7.257,84. IHSG masih berada di level psikologis 7.200.

Nilai transaksi indeks pada awal perdagangan sesi I perdana di 2024 mencapai sekitaran Rp 500,76 miliar dengan melibatkan 1,3 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 90.426 kali. Sebanyak 230 saham terapresiasi, 188 saham terdepresiasi, dan 214 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi pemebrat terbesar IHSG di awal perdagangan perdana tahun 2024, yakni mencapai 0,69%. Namun, sektor transportasi dapat menahan koreksi IHSG yakni mencapai 2,24%.

Di perdagangan perdana tahun 2024, investor akan memantau rilis data inflasi Indonesia periode Desember 2023 atau akhir tahun 2023, sehingga pergerakan IHSG di perdagangan perdana 2024 cenderung melemah.

Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Desember 2023 sekaligus sepanjang 2023. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Desember 2023 akan melonjak angka 0,5% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Naik drastis dibandingkan pada November yang tercatat 0,38%. Secara historis, inflasi Desember biasanya melonjak karena ada kenaikan permintaan selama Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Dalam lima tahun terakhir, inflasi bulanan Desember menembus 0,53%.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy)akan menembus 2,72% pada Desember 2023. Inflasi ini lebih rendah dibandingkan pada November yang tercatat 2,86%.

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan sedikit melandai menjadi 1,86% pada Desember (yoy) dibandingkan 1,87% pada November.

Inflasi tahunanRI pada Desember 2023 juga mencerminkan inflasi sepanjang 2023. Inflasi 2023 diperkirakan akan melandai drastis dari 2022 yang menyentuh 5,51%.

Melandainya inflasi menjadi kabar baik mengingat daya beli masyarakat akan terbantu dan konsumsibisa meningkat.

CNBC Indonesia Research


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sesi 1 IHSG Parkir di Zona Hijau, Ditopang Sektor Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular