
Suku Bunga Sesuai Ekspektasi hingga DXY Drop, Rupiah Kuat

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga sesuai dengan konsensus serta indeks dolar AS (DXY) yang turun signifikan.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat di angka Rp15.480/US$ atau terapresiasi 0,25%. Penguatan ini mematahkan tren pelemahan yang terjadi dua hari beruntun sejak 20 Desember 2023.
Sementara DXY pada pukul 8.48 WIB turun tipis 0,03% menjadi 101,8. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (21/12/2023) yang berada di angka 101,84.
Data ketenagakerjaan AS yang dirilis kemarin (21/12/2023) menunjukkan bahwa kondisinya masih cukup panas.
Data klaim pengangguran awal AS dalam seminggu yang berakhir pada 16 Desember 2023 tercatat sebanyak 205.000. Nilai tersebut di bawah dari perkiraan yang proyeksi klaim pengangguran akan sama seperti pekan sebelumnya, yakni sebesar 215.000.
Lebih lanjut, data klaim pengangguran berkelanjutan juga lebih rendah dibandingkan konsensus maupun periode sebelumnya yakni sebesar 1.865 ribu pada pekan yang berakhir 9 Desember 2023.
Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi AS pun tercatat 4,9% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun 2023, sedikit di bawah 5,2% pada perkiraan kedua.
Ketiga data di atas mengindikasikan bahwa perekonomian AS tumbuh dengan pesat dan pasar tenaga kerja AS masih panas, hal ini perhatian pelaku pasar karena artinya roda perekonomian AS cukup kencang yang berdampak pada inflasi AS cukup sulit untuk ditekan menuju target bank sentral AS (The Fed) yakni 2%.
Kendati demikian, BI baru saja merilis suku bunga acuan yang kembali ditahan di level 6%.
"Keputusan mempertahankan BI rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang prostabilty," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/12/2023)
Hal ini tidak begitu mengejutkan, karena sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia dari 12 institusi/lembaga.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro memproyeksi BI akan menahan level suku bunga acuan di 6% dalam RDG BI Desember 2023.
Andry menyebutkan ada beberapa hal yang mempengaruhi kebijakan BI yakni terkait keputusan The Fed dan inflasi. Di mana Federal Open Meeting Committee (FOMC) The Fed Desember ini menahan suku bunga di 5,25%-5,5% dan tren pelemahan Indeks Dolar yang terus terjadi telah mendorong keyakinan stabilitas Rupiah lebih terjaga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer