Dolar Balik Sentuh Rp15.500, Gegara The Fed Labil?

rev, CNBC Indonesia
Senin, 18/12/2023 15:10 WIB
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Presiden bank sentral AS (The Fed) yang menyatakan penurunan suku bunga bukan jadi topic utama bank sentral.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.505/US$ atau terdepresiasi 0,1%. Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi dua hari beruntun sejak 14 Desember 2023.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.02 WIB turun 0,14% menjadi 102,4. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (15/12/2023) yang berada di angka 102,55.


Bank sentral AS (The Fed) telah mengatakan bahwa pihaknya jika ekonomi sudah berjalan normal dan The Fed tidak perlu lagi mengetatkan kebijakan suku bunga.

Dokumen "dot plot" The Fed menunjukkan jika anggota bank sentral mulai mengindikasikan adanya pemangkasan suku bunga.

Sebanyak 17 anggota memperkirakan pemangkasan suku bunga tahun depan sementara hanya dua yang memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga.

Tidak ada anggota Federal Open Market Committee (FOMC) yang memperkirakan suku bunga akan naik tahun depan.

Kendati demikian, sikap waspada tetap perlu dijaga mengingat Presiden Federal Reserve New York John Williams mengatakan penurunan suku bunga bukanlah menjadi topik utama bank sentral saat ini.

Dilansir dari CNBC International, Williams mengatakan masih terlalu dini untuk memikirkan pemangkasan suku bunga. Ia pun menegaskan bahwa The Fed akan tetap bergantung pada data dan jika tren penurunan inflasi berbalik, pihaknya siap untuk memperketat kebijakan lagi.

"Sepertinya kita sudah mendekati atau mendekati batasan tersebut dalam hal pembatasan yang cukup, namun keadaan bisa berubah," kata Williams.

Hal ini dapat memberikan tekanan bagi rupiah karena ada tendensi untuk higher for longer di level saat ini yakni 5,25-5,5% dalam beberapa waktu ke depan.

Beralih ke domestik, di tengah ketidakpastian suku bunga AS, namun aliran dana asing masih mengalir deras ke Tanah Air.

Bank Indonesia pekan lalu merilis data transaksi 11 - 14 Desember 2023 yang menunjukkan bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp6,82 triliun terdiri dari beli neto Rp3,98 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,34 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed