Belajar dari Munger, Banyak Masalah Bukan Alasan Miskin

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Selasa, 12/12/2023 07:05 WIB
Foto: Charlie Munger, Berkshire HathawayLacy O’ Toole via CNBC.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Charlie Munger, tangan kanan Warren Buffett sekaligus Wakil Presiden Berkshire Hathaway menilai bahwa tidak ada salahnya untuk menangis saat diterpa masalah. Namun, yang terpenting adalah berusaha untuk mengatasinya.

"Kamu boleh menangis, oke. Namun kamu tidak boleh berhenti," kata Munger kepada CNBC Make It, dikutip Selasa, (12/12/2023).


Tak lama sebelum kematiannya pada usia 99 tahun. Di sela-sela berbagi kiatnya untuk sukses dan umur panjang, Munger mengatakan bahwa masa-masa sulit tidak dapat dihindari dalam kehidupan setiap orang. Hal penting adalah bagaimana Anda mengatasinya dan kemudian melanjutkan hidup.

Di permukaan, kehidupan Munger mungkin tampak indah. Dia adalah seorang pengacara dan investor yang sukses, sangat kaya dan dia menjalani kehidupan yang panjang dan tampak bahagia.

Namun perjuangan dan kesedihannya sangat berat. Ia menjalani perceraian di usia 20-an, kebutaan pada salah satu matanya akibat operasi katarak yang gagal, dan kematian putranya yang berusia 9 tahun, Teddy, yang menderita leukemia hanya dua tahun setelah perceraiannya.

"Saya menangis sepanjang waktu ketika anak pertama saya meninggal. Tetapi saya tahu saya tidak bisa mengubah [apa pun]. Pada masa itu, angka kematian akibat leukemia pada masa kanak-kanak adalah 100%," kata Munger.

Menurut Munger, menangis bisa menjadi cara yang sehat untuk melepaskan tekanan emosional melalui pelepasan endorfin. Sebaliknya, menekan emosi tersebut dapat memperburuk berbagai masalah kesehatan mental dan fisik.

"Aturan utama dalam hidup adalah: Semua orang berjuang. Orang-orang yang dapat mengumpulkan kekuatan untuk melanjutkan - terkadang, mendapatkan pelajaran berharga dalam prosesnya - lebih mungkin untuk menjalani kehidupan yang bahagia dan sukses," tuturnya.

Diketahui, Charlie Munger meninggal dunia pada usia 99 tahun, Selasa (28/11/2023) pagi waktu setempat. Konglomerat ini terakhir tercatat memiliki harta US$ 2,2 miliar atau setara Rp 34,3 triliun menurut Forbes.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi