
Klaim Pengangguran AS Naik, Rupiah Dibuka Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data klaim pengangguran AS masih cukup tinggi sehingga inflasi AS diharapkan tidak kembali naik.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat di angka Rp15.490/US$ atau terapresiasi 0,13%. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi Kamis (7/12/2023) sebesar 0,13%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08.55 WIB naik tipis 0,04% menjadi 103,58. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (7/12/2023) yang berada di angka 103,54.
Kemarin malam (7/12/2023), AS merilis data klaim awal pengangguran maupun klaim lanjutan pengangguran.
Data klaim awal pengangguran tercatat naik tipis sebesar 1.000 menjadi 220.000 pada pekan yang berakhir tanggal 2 Desember, sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 222.000, namun menandai angka tertinggi kedua sejak September.
Hasil ini memperpanjang tren saat ini dimana pasar tenaga kerja AS menunjukkan tanda-tanda penurunan dari tingkat pengetatan yang terlihat pada awal tahun.
Sedangkan klaim lanjutan pengangguran turun cukup signifikan sebesar 64.000 menjadi 1.861.000 pada minggu sebelumnya, hal ini menunjukkan perbaikan kondisi bagi para penganggur untuk mendapatkan pekerjaan yang tersedia.
Data klaim pengangguran awal melengkapi data pekerja yang sebelumnya telah dirilis sebagai acuan investor meproyeksi kebijakan moneter bank sentral AS Federal Reserves (The Fed).
Jumlah lowongan pekerjaan mengalami penurunan sebesar 617.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,73 juta pada Oktober 2023, menandai level terendah sejak Maret 2021 dan berada di bawah konsensus pasar sebesar 9,3 juta.
Secara umum, kedua data tersebut cukup baik yang mengindikasikan inflasi AS dapat ditekan dan potensi The Fed untuk menaikkan suku bunga akan menjadi sangat kecil.
Beralih ke dalam negeri, sentimen positif pun datang setelah Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa (cadev) yang tercatat bertambah US$5 miliar menjadi US$138,1 miliar. Hal ini disebabkan karena penerbitan global bond dan penarikan utang dalam bentuk valas.
Naiknya cadev ini dapat menjadi bumper yang dapat digunakan sewaktu-waktu jika rupiah mengalami depresiasi. Dengan kata lain, cadev dapat dimanfaatkan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Hari ini, BI juga akan merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada Oktober tercatat meningkat menjadi 124,3, lebih tinggi dibandingkan September 2023, yaitu sebesar 121,7.
Meningkatnya keyakinan konsumen pada Oktober 2023 didorong oleh menguatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE tercatat meningkat terutama pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer