
Saham PGEO Udah Ngegas 10,4% 2 Hari, Saatnya Serok?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terpantau kembali melesat pada perdagangan sesi I Rabu (6/12/2023), di mana sudah dua hari beruntun saham PGEO melesat.
Per pukul 09:34 WIB, saham PGEO melejit 7,8% ke posisi Rp 1.105/unit. Saham PGEO pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 1.020 - Rp 1.120 per unit.
Saham PGEO sudah ditransaksikan sebanyak 8.830 kali dengan volume sebesar 103,38 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 111,17 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 45,74 triliun.
Hingga pukul 09:34 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.095/unit, menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 30.787 lot atau sekitar Rp 3,4 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 1.115/unit, menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 16.360 lot atau sekitar Rp 2,3 miliar.
Diketahui, saham PGEO sudah melesat selama dua hari beruntun. Dalam dua hari terakhir, saham PGEO sudah melejit 10,4%.
Saham PGEO terdongkrak oleh kabar perseroan yang tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan geothermal asal Kenya.
PGEO bersama Goethermal Development Company (GDC) dan Masdar melaksanakanjoint statementkemitraan lapangan panas bumi Suswa di Kenya. Kesepakatan ini diteken pada perhelatan COP 28 di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA).
Adapun tujuan dari joint statement ini untuk mengakselerasi pengembangan lapangan panas bumi Suswa.
Alasan utama Pertamina terus mengembangkan bisnis panas bumi karena potensinya yang sangat besar.
Panas bumi berkembang menjadi energi terbarukan yang paling potensial untuk mengurangi karbonisasi sektor industri, menciptakan peluang berkelanjutan dalam transformasi menuju pemanfaatan sumber daya energi yang ramah lingkungan.
Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau PGEO, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16% dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
Jika pertumbuhan perusahaan mengikuti rencana skenario agresif, maka PGEO sendiri akan berkontribusi terhadap 5% pengurangan karbon nasional pada tahun 2030 serta berkontribusi 89 juta ton penghindaran CO2 selama 10 tahun kedepan.
Selain itu, PGEO juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PGEO Tetapkan Harga MESOP Tahap I Rp 648 Per Saham
