Wujud Nyata PGEO dalam Mendorong Transisi Energi

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
27 November 2023 19:05
PT Pertamina Geothermal Energy atau PGEO Tbk di kawasan Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (CNBC Indonesia TV)
Foto: PT Pertamina Geothermal Energy atau PGEO Tbk di kawasan Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya transisi energi di tanah air yang tengah gencar dilakukan, disebut sebagai langkah positif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Indonesia memiliki kekayaan alam sebagai sumber energi baru terbarukan, yang mampu melancarkan proses transisi energi.

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyebutkan Indonesia memiliki potensi yang besar, terutama untuk energi panas bumi yang menjadi nomor tiga terbesar di dunia.

"Sumber (geotermal) kita cukup besar, mungkin terbesar ketiga setelah Rusia. Tetapi pemanfaatannya masih minim. Belum optimal karena ada berbagai hambatan. Ketersediaan infrastruktur masih terbatas," ungkap Fahmy kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Meski demikian, kata Fahmy, sektor industri telah berkontribusi dalam upaya pemanfaatan panas bumi demi agenda transisi energi. Namun infrastruktur, pendanaan, dan perizinan masih menjadi tantangan bagi para pelaku industri untuk memanfaatkan panas bumi.

Oleh karena itu, lanjut dia, dibutuhkan peran dari regulator agar agenda transisi energi berjalan lancar. Di antaranya melalui pemberian insentif fiskal atau pembebasan pajak bagi para investor yang masuk ke pengembangan geothermal.

Pemerintah juga perlu menyiapkan infrastruktur yang memadai sehingga upaya eksploitasi sumber panas bumi akan lebih mudah dilakukan. Di samping itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga perlu memberikan kemudahan dalam hal perizinan.

"Saya kira selama ada komitmen dari semua pihak terkait, maka kita yakin mestinya bisa (memanfaatkan geothermal) secara geologis potensinya besar," ungkap Fahmy.

Untuk diketahui transisi energi dilakukan sejalan dengan target pencapaian net zero emission (NZE) pada 2060 yang dicanangkan pemerintah. Salah satu perusahaan yang giat mendorong transisi energi dan pemanfaatan panas bumi, yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha PT Pertamina (Persero)

Sebagai bagian dari Sub Holding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE), PGEO mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan melalui pengembangan panas bumi. Perusahaan menginisiasi proyek percontohan peningkatan kapasitas terpasang panas bumi melalui penerapan teknologi Binary dengan membangun Binary Unit di berbagai wilayah.

Pembangkit panas bumi yang dikembangkan PGEO berada di wilayah Kamojang, Jawa Barat, yang berhasil menghasilkan 1.281,33 GWh. Kemudian Lahendong, Sulawesi Utara, yang mencatat produksi sebesar 663,97 GWh.

Selanjutnya yakni Provinsi Lampung, yakni Ulubelu dengan produksi sebesar 1.216,88 GWh dan Lumut Balai sebesar 352,55 GWh.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan pengembangan energi panas bumi menjadi upaya nyata transisi energi terbarukan serta mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission 2060. Proyek untuk mengembangkan panas bumi menurutnya sangat potensial, termasuk dari proyek eksisting, dan proyek yang masih bisa diperpanjang.

"Saya akan selalu mengingatkan bahwa geothermal is the only stable renewable energy yang punya peran penting untuk karbonisasi dan selama transisi ini menggantikan batubara. Kita bisa lihat demand," jelas Julfi dikutip beberapa waktu lalu.

Dia pun optimistis bahwa ke depannya PGEO bisa menggaet partner untuk mengembangkan energi bersih. Pasalnya menurut Julfi, PGEO memiliki pengalaman lebih dari 35 tahun dengan 672 MW running capacity.

"Kami punya sumber daya dan kami perusahaan terbuka, kami akan terus melakukan akselerasi dan mendapatkan partner yang sesuai," tegas Julfi.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Tantangan di Industri Panas Bumi, PGEO Ungkap Jurus Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular