
Deretan 10 Saham IPO 2023 Terboncos, Ada yang Turun 89%

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham IPO 2023 terpantau masih mencatatkan kinerja yang amat buruk, di mana saham-saham tersebut kini sudah berada di bawah harga IPO-nya.
Setidaknya sepuluh saham IPO 2023 tercatat ambles berkisar 60% hingga nyaris 90%, dari harga IPO-nya hingga penutupan perdagangan Selasa (5/12/2023) kemarin.
Berikut sepuluh saham-saham IPO 2023 terboncos.
Jika dilihat-lihat dengan seksama, kesepuluh saham tersebut sebagian besar sudah berada di bawah harga Rp 50 per saham atau level gocap. Hanya satu yang posisinya di atas sedikit dari level gocap yakni PT Koka Indonesia Tbk (KOKA).
Emiten bimbingan belajar PT Lavender Bina Cendekia Tbk (BMBL) menjadi saham IPO 2023 yang kinerjanya paling buruk yakni ambruk hingga 89,36% dari harga IPO-nya hingga kemarin. Adapun saham BMBL kemarin ditutup di harga Rp 20/saham atau stagnan.
Selanjutnya ada saham pabrikasi air minum dalam kemasan yakni PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) yang anjlok hingga 80,91% dari harga IPO-nya. Hingga akhir perdagangan kemarin, saham SOUL ditutup stagnan di harga Rp 21/saham.
Beberapa saham IPO yang berkinerja buruk tersebut kini sudah berada jauh di bawah harga IPO-nya. Dari deretan saham-saham IPO tersebut, ada salah satu emiten yang statusnya masih UMKM.
Untuk emiten UMKM, umumnya dimasukan kedalam papan pencatatan untuk perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah (UKM). Papan ini untuk mendorong lebih banyak UKM yang melakukan penawaran umum perdana sebagai bentuk penggalangan dana untuk ekspansi.
Adapun salah satunya yakni SOUL, di mana emiten ini termasuk salah satu perusahaan yang terbilang masih cukup kecil dari segi aset.
Selain itu, emiten yang masuk papan akselerasi juga cukup diwaspadai oleh para investor, terutama ketika harga sahamnya turun terus diiringi dengan penurunan kinerja. Batasan harga saham terendah di papan akselerasi bisa sampai Rp 1/saham.
Oleh karenanya, kesepuluh saham tersebut masih ada kemungkinan besar untuk menyentuh harga Rp 1/saham.
Di lain sisi, kinerja keuangan dan kebutuhan IPO tentunya turut mempengaruhi kinerja saham IPO terbaru 2023. Banyak emiten yang melakukan IPO untuk membayar utang dan kewajiban lainnya membuat investor kurang tertarik untuk melirik saham IPO. Hal ini dinilai wajar karena investor nantinya tidak akan mendapatkan 'cuan' yang optimal.
Selain itu, banyak saham IPO 2023 masuk ke dalam papan akselerasi, sehingga investor menilai bahwa saham-saham tersebut masih tergolong kecil.
Apalagi dengan adanya papan pemantauan khusus, di mana saham-saham di papan akselerasi juga dapat masuk ke dalam papan ini seakan menambah ketidaktertarikan investor di saham-saham IPO.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru 2 Hari Listing, Saham IPO Ambruk Hingga Mentok ARB
