Binance dan Kraken Takuti Investor, Kripto Longsor

rev, CNBC Indonesia
01 December 2023 09:30
FILE PHOTO: Representations of the Ripple, Bitcoin, Etherum and Litecoin virtual currencies are seen on a PC motherboard in this illustration picture, February 13, 2018. Picture is taken February 13, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto bergerak di teritori negatif dalam 24 jam terakhir di saat sentimen negatif platform perdagangan kripto Binance dan Kraken yang mengkhawatirkan pelaku pasar.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Jumat (1/12/2023) pukul 7.32 WIB, pasar kripto mayoritas melemah. Bitcoin turun 0,45% ke US$37.647,93 meskipun secara mingguan terapresiasi 0,88%.

Ethereum berada di zona positif 0,89% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir turun 0,84%.

Cardano terdepresiasi 1,92% secara harian dan secara mingguan juga turun 3,51%.

Namun berbeda halnya dengan Dogecoin yang menguat 2,46% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan merangkak naik 8,54%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,02% ke angka 1.554,23. Open interest terdepresiasi 0,71% di angka US$34,28 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 70 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed/optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Guncangan hadir di pasar kripto khususnya investigasi intensif yang dilakukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) terhadap Binance US dan mantan CEO-nya Changpeng Zhao terus mengkhawatirkan investor mata uang kripto.

Gugatan baru-baru ini oleh SEC terhadap bursa Kraken dan pernyataan Wakil Menteri Keuangan AS mengenai regulasi dan sanksi kripto menjanjikan kontrol yang lebih ketat untuk bursa.

Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan pertimbangan yang cukup terhadap kepatuhan hukum karena kripto tumbuh di wilayah abu-abu dan masih belum memiliki undang-undang unik dalam skala global.

Semua ini menyebabkan investor kripto bertanya-tanya apakah gelombang tekanan peraturan yang lebih besar akan segera terjadi.

Selain itu, pernyataan menyindir dari Departemen Kehakiman mengenai penyelidikan stablecoin menyebabkan kebingungan.

Di lain sisi, data Glassnode terbaru menunjukkan bahwa para penambang cenderung melakukan penjualan.

Hal ini disebabkan karena halving, pendapatan para penambang akan melemah, dan mereka harus memiliki neraca yang kuat untuk bersiap menghadapi guncangan pasar selama periode ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SEC Kalah di Pengadilan, Pasar Kripto Pesta Pora

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular