
Dana Asing Masuk ke RI, Saatnya Rupiah Pesta

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah derasnya capital inflow di pasar keuangan domestik.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat ke angka Rp15.530/US$ atau terapresiasi 0,19%. Penguatan ini berbanding terbalik dengan pelemahan yang terjadi pada Jumat (24/11/2023) sebesar 0,06%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08.24 WIB naik tipis 0,05% menjadi 103,45. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (24/11/2023) yang berada di angka 103,40.
Penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini terjadi pasca rilis data capital flow oleh Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan data transaksi 20 - 23 November 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,03 triliun (beli neto Rp1,59 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,30 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp5,13 triliun di SRBI).
Selain itu, pelemahan dolar AS belakangan ini pun membuat mata uang Garuda mengalami apresiasi. Hal ini terjadi akibat inflasi AS yang tercatat mengalami pelandaian ke posisi 3,2% secara tahunan (yoy). Nilai tersebut lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,7% (yoy) dan proyeksi pasar yang melandai di 3,3% (yoy).
Di sisi lain, pasar tenaga kerja yang mendingin tercermin dari data pekerjaan yang tercatat di luar sektor pertanian atau non-farm payroll hingga Oktober 2023 berada di angka 150.000, menyusut dari bulan sebelumnya sebesar 297.000 dan lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 180.000. Tingkat pengangguran juga sudah naik ke angka 3,9% dari sebelumnya 3,8%.
Hal ini membuat bank sentral AS (The Fed) relatif less hawkish dalam pengambilan keputusan ke depannya.
Bahkan menurut CME Fedwatch Tool, 47,3% pelaku pasar meyakini The Fed akan memangkas suku bunganya pada Mei 2024, 36,3% pelaku pasar meyakini The Fed menahan suku bunganya, serta 3,9% pelaku pasar berekspektasi The Fed akan memangkas suku bunganya pada Mei 2024.
Sebagai catatan, di sisi domestik, Bank Indonesia (BI) diketahui mempertahankan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate, sebagai hasil rapat dewan gubernur pada 22-23 November 2023. BI rate dipertahankan di level 6%, sama seperti level saat kenaikan bulan lalu sebesar 25 basis points (bps) pada 19 Oktober 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer
