
Rupiah Kurang Tenaga, Ditutup Turun Jadi Rp 15.560/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.560/US$ atau terdepresiasi 0,06%. Pelemahan ini memutus penguatan yang terjadi kemarin (23/11/2023) sebesar 0,13%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.54 WIB turun 0,19% menjadi 103,72. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (23/11/2023) yang berada di angka 103,92.
BI telah memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate, sebagai hasil rapat dewan gubernur pada 22-23 November 2023. BI rate dipertahankan di level 6%, sama seperti level saat kenaikan bulan lalu sebesar 25 basis points (bps) pada 19 Oktober 2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan ini tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah pencegahan untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor atau imported inflation. Dengan demikian diharapkan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024.
Ekonom senior sekaligus eks Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai ada sejumlah alasan di balik keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan pada level 6%.
Bambang meyakini BI tengah mencoba menyeimbangkan upaya menjaga pertumbuhan ekonomi pada sisa 2023 sembari menyiapkan landasan pertumbuhan ekonomi tahun depan.
"Saya lihat keputusan BI itu mencoba menyeimbangkan upaya untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di sisa waktu tahun 2023 ini dan juga menyiapkan landasan pertumbuhan ekonomi tahun depan, dan di sisi lain tetap menjaga agar inflasi dalam sasaran," kata dia kepada CNBC Indonesia, Jumat, (24/11/2023).
Dengan tidak naiknya suku bunga BI, tekanan terhadap rupiah berpotensi terjadi untuk jangka waktu dekat khususnya apabila bank sentral AS (The Fed) mengeluarkan pernyataan untuk hawkish maupun jika data ekonomi AS kembali memanas baik dari sisi inflasi, inflasi inti, hingga data ketenagakerjaan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer
