Market Commentary

IHSG Bertahan 7.000, BRI Cs Jadi Penopang Utama

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Jumat, 24/11/2023 11:17 WIB
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan sesi I Jumat (24/11/2023), di mana investor masih menimbang keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan.

Per pukul 11:04 WIB, IHSG naik 0,17% ke posisi 7.015,99. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.000 pada sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,5 triliun dengan melibatkan lebih dari 12 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 732.686 kali. Sebanyak 220 saham menguat, 260 saham terkoreksi dan 218 saham stagnan.


Secara sektoral, teknologi kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 2,2%. Selain teknologi, keuangan menjadi penopang terbesar kedua IHSG di sesi I yakni mencapai 0,9%.

Di lain sisi, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia (Persero)BBRI8,825.4000,93%
DCI IndonesiaDCII6,5754.0009,70%
Amman Mineral InternasionalAMMN5,947.1253,26%
Bank Negara IndonesiaBBNI2,755.2251,46%
Bank Mandiri (Persero)BMRI2,285.9250,42%
Bank Central AsiaBBCA1,748.9500,28%
Astra InternationalASII1,145.7250,44%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 8,8 indeks poin.

Tak hanya itu, saham teknologi data center yakni PT DCI Indonesia Tbk (DCII) juga menjadi movers IHSG yakni sebesar 6,6 indeks poin.

IHSG kembali bergairah di tengah minimnya sentimen pasar dari Amerika Serikat (AS), karena pasar keuangan AS sedang libur memperingati Thanksgiving.

Alhasil, pelaku pasar di dalam negeri memantau perkembangan di Eropa dan Asia-Pasifik. Untuk di Eropa, sentimen positif datang dari data lapangan kerja yang turun untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun terakhir. Pelemahan terjadi seiring aktivitas bisnis terus menurun, meskipun kontraksi ekonomi membaik dari segi output dan bisnis baru.

Sementara di dalam negeri, pelaku pasar masih mencerna keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuannya kemarin, setelah pada bulan sebelumnya sempat menaikkan demi menjaga rupiah.

BI telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis kemarin.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan keputusan ini tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor atau imported inflation, sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024.

Perry menjelaskan keputusan suku bunga acuan BI ke depan akan bergantung pada beberapa hal. Terutama situasi di AS serta respons bank sentral Federal Reserve (Federal Reserve/The Fed).

"Jadi dinamika risk on risk off sangat uncertainty karena di AS ekonominya masih cukup kuat, inflasi sudah turun tapi lelet," ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (23/11/2023).

Selain itu, derasnya kembali dana asing yang masuk di pasar saham RI juga menopang IHSG pada hari ini. Kemarin, asing tercatat melakukan aksi pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 965,41 miliar di pasar reguler.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat