Valuasi BREN Dekati Bank BCA, Sejak IPO Sudah Meroket 772%
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali bergairah pada perdagangan sesi I Senin (20/11/2023) dan kapitalisasi pasarnya sudah menyentuh Rp 900 triliunan. Valuasi tersebut hanya kalah dari Bank Central Asia (BBCA).
Per pukul 10:31 WB, saham BREN melejit 7,11% ke posisi harga Rp 6.775/unit. Pada sesi I hari ini saham BREN bergerak di rentang harga Rp 6.350 - Rp 6.900 per unit.
Saham BREN sudah ditransaksikan sebanyak 15.334 kali dengan volume sebesar 31,09 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 208,5 miliar.
Dari orderbook-nya, pada posisi bid atau beli, di harga Rp 6.600/unit menjadi antrean beli terbanyak di sesi I hari ini yakni mencapai 5.485 lot atau sekitar Rp 3,6 miliar.
Sedangkan di posisi offer atau jual, di harga Rp 7.000/unit, menjadi antrean jual terbanyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 14.853 lot atau sekitar Rp 10,4 miliar.
Adapun kapitalisasi pasar BREN saat ini sudah mencapai Rp 906,4 triliun, atau tinggal sedikit lagi menyentuh Rp 1.000 triliun dan terus 'pepet' kapitalisasi pasar perbankan jumbo PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang saat ini mencapai Rp 1.103,31 triliun.
Bahkan, selisih kapitalisasi pasar antara BREN dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) semakin lebar, di mana kapitalisasi pasar BBRI saat ini mencapai Rp 788,11 triliun, alias ada selisih sebesar Rp 118,29 triliun.
Selain kapitalisasi pasarnya yang sudah 'pepet' BBCA, kenaikan harganya sejak IPO semakin membesar. Dari harga IPO-nya di Rp 780/saham, maka saham BREN sudah meroket hingga 771,79%.
Prospek energi baru dan terbarukan (EBT) yang masih menarik menjadi alasan saham BREN masih diburu oleh investor, meski secara valuasi saham BREN sudah tergolong premium atau sangat mahal.
Dari Price-to-earnings ratio (PER) BREN saat ini mencapai 519,65 kali. Artinya, saham BREN sudah super mahal, karena sudah berada jauh di atas PER rata-rata industri yang mencapai 118,57 kali.
Sedangkan dari price-to-book value(PBV) BREN yang menyentuh angka ekstrem 229,23 kali, juga menunjukkan valuasi pasar emiten ini sudah kadung menyentuh 'atap langit'. Adapun PBV rata-rata industri mencapai 47,61 kali.
Prospek EBT sendiri sejatinya cenderung positif karena pemerintah saat ini berupaya untuk mengurangi ketergantungan akan energi fosil dan upaya untuk mengurangi perubahan iklim yang sudah ekstrim.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)