
Penjualan Ritel AS Turun, Wall Street Dibuka Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak dibuka melemah pada perdagangan Kamis (16/11/2023) karena anjloknya saham karena Cisco dan Walmart.
Indeks Dow Jones dibuka terkoreksi 0,33% di posisi 34.877,25, S&P 500 dibuka jatuh 0,11% di posisi 4.498,13, begitu juga dengan Nasdaq dibuka turun 0,26% di posisi 14.066,88.
Indeks utama Wall Street melemah pada awal perdagangan Kamis, terbebani oleh penurunan saham Cisco dan Walmart menyusul perkiraan pasar yang mengecewakan, sementara optimisme terhadap puncak suku bunga memudar.
Saham Cisco Systems (CSCO.O) merosot 11,5% karena perusahaan komunikasi dan jaringan tersebut memangkas perkiraan pendapatan dan laba setahun penuh karena melambatnya permintaan untuk peralatan jaringannya.
Sedangkan Walmart (WMT.N) turun 7,1% karena raksasa ritel tersebut mengatakan bahwa konsumen AS terus berhati-hati dengan pengeluaran mereka dalam menghadapi inflasi, bahkan ketika mereka menaikkan perkiraan penjualan dan laba tahunannya.
Perusahaan ritel lainnya yang juga mengalami penurunan yakni Target (TGT.N) yang memberikan prospek kuartal liburan yang kuat pada hari Rabu, turun 1,0%. Adapun, SPLRCS turun 1,2% dan merupakan salah satu sektor yang mengalami penurunan terbesar.
Indeks-indeks utama Wall Street telah menguat pada minggu ini karena turunnya inflasi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut memicu harapan bahwa The Federal Reserve AS kemungkinan besar akan menurunkan suku bunganya.
Pada pekan ini sudah tiga data penting rilis di AS. Indeks Harga Konsumen (CPI) AS melandai menjadi 3,2% pada periode Oktober 2023, dibandingkan pada September 2023 sebesar 3,7%.
Indeks Harga Produsen (PPI) turun 0,5% pada bulan Oktober dari bulan September. Penurunan pertama sejak Mei dan terbesar sejak April 2020. Dari tahun ke tahun, harga produsen naik 1,3% dari Oktober 2022, turun dari 2,2% di bulan September dan kenaikan terkecil sejak Juli.
Dan penjualan ritel AS turun pada bulan Oktober 2023. Penjualan ritel turun 0,1% pada bulan Oktober 2023 setelah melonjak kuat 0,9% pada bulan September 2023, menurut laporan yang dirilis Rabu oleh Departemen Perdagangan. Angka bulan September direvisi lebih tinggi dari kenaikan awal sebesar 0,7%. Tidak termasuk penjualan gas dan otomotif, penjualan ritel naik 0,1%.
Dalam minggu yang penuh data, ketika Nasdaq (IXIC) mencapai level tertinggi dalam tiga bulan, pasar juga terhibur dengan disahkannya RUU belanja sementara oleh Senat AS untuk mencegah penutupan pemerintah.
Namun para pelaku pasar masih optimis terhadap kemungkinan soft landing perekonomian dan reli di akhir tahun.
Untuk menjaga penurunan tetap terkendali, imbal hasil (yield) Treasury AS bergerak lebih rendah setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim pengangguran mingguan naik lebih dari yang diharapkan, memperkuat spekulasi bahwa The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Meskipun pasar uang telah sepenuhnya memperhitungkan kemungkinan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap stabil pada pertemuan bulan Desember mendatang, pasar uang melihat peluang sekitar 62% untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Mei 2024, menurut alat FedWatch CME Group.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Inflasi AS Merosot, Wall Street Berpesta
