
Kabar Baik! S&P 500 dan Nasdaq Catat Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak dibuka sumringah pada awal perdagangan hari ini. Bahkan indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Hal ini didorong dari optimisme pasar mengenai rilisnya kinerja laporan keuangan saham-saham di bursa AS yang dominan mencatat pertumbuhan positif.
Pada awal perdagangan Senin (8/7/2024), Dow Jones dibuka menguat 0,04% di level 39.391,98 begitu juga dengan S&P 500 dibuka lebih tinggi 0,12% di level 5.574,13, diikuti dengan Nasdaq yang bergerak naik 0,10% di level 18.371,86.
Pada pembukaan perdagangan hari ini merupakan level rekor tertinggi bagi indeks S&P 500 dan Nasdaq.
Kini bursa saham AS telah memasuki musim rilis laporan kinerja keuangan kuartal II 2024. Meskipun pasar optimis terhadap kinerja beberapa sektor, akan tetapi masih terdapat hal yang dapat mengguncang pasar Wall Street.
Pemilu AS yang akan datang terkadang mengguncang pasar, karena para pemilih menunjukkan tanda-tanda berpaling dari Presiden Joe Biden setelah penampilannya yang goyah dalam debat bulan lalu melawan Donald Trump.
Namun, para pelaku pasar kini masih optimis terhadap hasil saham-saham di pasar Wall Street terutama saham-saham bank besar seperti JPMorgan Chase & Co. Hingga saham di maskapai penerbangan seperti Delta Air Lines Inc yang akan memimpin pasar.
Menurut laporan FactSet, Wall Street untuk saat ini mengharapkan perusahaan yang tercatat di S&P 500 secara keseluruhan dapat membukukan pertumbuhan laba per saham sebesar 8,8%. Jika angka tersebut bertahan, hal itu akan menjadi keuntungan terbesar sejak kenaikan 9,4% pada kuartal pertama tahun 2022, menurut laporan tersebut.
Margin pada perusahan diharapkan mencapai 12% untuk perusahaan-perusahaan dalam indeks tersebut. Beberapa ekonom selama beberapa tahun terakhir menduga bahwa perusahaan-perusahaan telah mempertahankan harga tinggi untuk menggemukkan margin tersebut, meskipun konsumen berjuang untuk mengimbanginya.
Keuntungan tersebut sebagian bermuara pada perbandingan yang lebih mudah dengan tahun lalu, karena pemotongan biaya merembes ke laba bersih. Namun seperti kuartal-kuartal sebelumnya, keuntungan tersebut akan didorong oleh segelintir perusahaan teknologi besar juga, yang harga saham dan laba bersihnya juga diuntungkan oleh sensasi kecerdasan buatan (AI).
Secara keseluruhan, hasil dari JPMorgan (JPM) akan memberikan gambaran awal tentang ekonomi secara keseluruhan, setelah reli besar untuk saham-saham bank besar dan pasar yang lebih luas sepanjang tahun ini. Namun kenaikan tersebut dapat membuat investor kecewa jika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi kuartalan.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Cenderung Loyo, Saham Chip Biang Keroknya
