Kalau Jadi Presiden, 3 Komoditas Ini Auto Jadi Andalan Ganjar

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
09 November 2023 12:35
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia dan INDEF di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (8/11/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Bakal calon presiden Ganjar Pranowo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia dan INDEF di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (8/11/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo menyoroti inefisiensi yang terjadi di laju investasi Indonesia. Untuk menekan hal itu, ia pun menjagokan tiga komoditas pilihan untuk membangun investasi Indonesia lebih maju.

Ganjar menilai, angka Incremental Capital Output Ratio atau ICOR Indonesia yang masih berada di 7,6 per Maret 2023 masih belum baik. Sehingga, perlu adanya efisiensi agar ICOR Indonesia lebih rendah, mencapai nilai 4.

"Gimana cara meningkatkannya? gandeng industri lokal dengan industri global. Banyak industri besar di Indonesia. Tapi siapa yang bisa digandeng? Kapan kita bisa gandeng mereka untuk kita bersama jadi produsen? maka kerja sama dengan periset, pemasok dalam negeri itu penting," kata Ganjar dalam acara Sarasehan 100 Ekonom 2023 yang diselenggarakan oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023).

Untuk menggenjot industrialisasi tersebut, Ganjar pun memiliki tiga komoditas yang akan dijadikan andalan.

"Dari sisi industri, ada top 3 komoditas, dari bahan bakar mineral yang cukup besar, lalu bijih mineral dan karet," ujar Ganjar.

Jika komoditas tersebut telah berhasil digenjot produksinya, maka pekerjaan selanjutnya adalah komersialisasi.

Untuk diingat, Plt Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan, pemerintah kata dia telah mendesain sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. salah satunya dengan memanfaatkan ekonomi digital yang secara nilai berpotensi tumbuh cepat dari 2021 US$ 174 miliar menjadi US$ 363 miliar, dan pada 2030 menjadi US$ 700 miliar.

"Tentu ini jadi peluang kita optimalkan pertumbuhan kita untuk bisa tumbuh lebih tinggi lagi, tidak hanya sekitar 5% menjadi 6-7% target kita di jangka menengah panjang," kata Ferry dalam program Squawk Box, CNBC Indonesia seperti dikutip Kamis (10/8/2023).

Selain itu, ia memastikan, strategi pemerintah juga diarahkan untuk mendorong level pertumbuhan investasi di kisaran 6,8% dari yang saat ini masih di kisaran 5%. Caranya dengan memperbaiki efisiensi modal yang tercermin dari Incremental Capital Output Ratio (ICOR) ke level 4,6%.

"ICOR yang sekarang itu untuk sekitar 7,6% kita harap di dalam jangka menengah panjang kita bisa efisien agar menjadi 4,6% pada 2045," tuturnya.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anies, Ganjar, atau Prabowo, Ini Capres Pilihan Pasar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular