Breaking! Rupiah Mulai Lelah, Dolar AS Kini Rp15.600

rev, CNBC Indonesia
Selasa, 07/11/2023 14:24 WIB
Foto: Penukaran uang rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Bank Indonesia (BI) merilis cadangan devisa (cadev) yang kembali menurun.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah kembali ke level psikologis Rp15.600/US$ atau melemah 0,42% dan bahkan menyentuh titik terlemahnya yakni Rp15.628/US$. Hal ini berkebalikan dengan penutupan perdagangan kemarin yang menguat 1,21%.

Sedangkan indeks dolar AS (DXY) pada 14.21 WIB tercatat menguat 0,26% ke posisi 105,48.


Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia (BI) dikutip CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2023) cadangan devisa Oktober US$ 134,9 miliar, sementara bulan sebelumnya US$ 133,1 miliar atau turun US$ 1,8 miliar.

Penyebab tekanan rupiah bersumber dari ketidakpastian di AS mengenai arah suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed). Hal ini mengingat ekonomi AS masih tumbuh kuat dan inflasi yang tinggi.

Sebagai catatan, target inflasi The Fed sendiri yakni 2%. Sementara inflasi tahunan AS saat ini berada di angka 3,7% year on year/yoy. Hal ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi pelaku pasar/investor karena sikap hawkish masih berpotensi terjadi pada The Fed dan suku bunga The Fed masih berpotensi mengalami kenaikan 25 basis poin (bps) tahun ini.

Kendati demikian, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed