Fed Tahan Suku Bunga Acuan, BI: Alhamdulillah Rupiah Menguat

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Jumat, 03/11/2023 10:42 WIB
Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menahan suku bunga acuan dalam pertemuan yang berlangsung kemarin, Kamis (3/11/2023). Hal ini menjadi satu alasan rupiah menjadi perkasa.

"Pasca pernyataan Fed, Alhamdulillah menguat," ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Jumat (3/11/2023)


Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan jika indikator terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kuat pada kuartal III-2023 tetapi data tenaga kerja sudah bergerak moderat meski masih dalam fase yang kuat. Tingkat pengangguran juga masih rendah dan inflasi masih tinggi.

Pernyataan The Fed sedikit berbeda dengan September di mana mereka mengatakan pertumbuhan ekonomi AS 'solid' dan data tenaga kerja 'sudah melambat tetapi masih dalam fase kuat'. Sebagai catatan, ekonomi AS tumbuh 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, dari 2,1% pada kuartal II-2023. Tingkat pengangguran ada di 3,8% pada September.

Foto: Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2023. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2023

Hal ini mendorong nilai tukar rupiah semakin perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Perdagangan belum dibuka 30 menit, nilai tukar rupiah sudah menguat Rp 95 perak atau hampir Rp 100 ke level Rp 15.700

Dilansir dari Refinitiv, rupiah menguat ke Rp15. 755/US$1 pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (3/11/2023) pukul 09: 27 WIB . Mata uang Garuda terbang 0,60%.

Dengan penguatan tersebut, rupiah kembali ke level psikologis baru Rp 15.700/US$1. Terakhir kali rupiah ada di level tersebut adalah 18 Oktober 2023 atau 13 hari perdagangan terakhir.


Penguatan hari ini melanjutkan tren positif kemarin, Kamis (2/11/2023) di mana rupiah ditutup di angka Rp15.850/US$ atau menguat 0,50%.

Perry melihat ke depan ketidakpastian masih cukup tinggi. Ada kemungkinan suku bunga acuan AS naik di Desember 2023, meskipun ada beberapa faktor lain yang menjadi pertimbangan. Antara lain obligasi pemerintah AS dan inflasi.

"Itu kita lihat ke depan probabilitasnya apakah FFR masih akan naik di Desember tapi kayaknya kalau naik is the last incerease karena pengendalian agregat tidak hanya dari moneter tapi dari yield UST itu mengerem juga permintaan agregat sehingga bisa bantu saling sinergi untuk pengendalian inflasi ke depan itu yang harus kita lihat," terangnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Belum Menguat Seperti Mata Uang Lain, Ini Kata Ekonom