Dolar AS Keok! Rupiah Terbang, Yen, Won & Baht Ngekor

rev, CNBC Indonesia
Kamis, 02/11/2023 10:44 WIB
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Dolar Asia, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas mata uang Asia mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (2/11/2023). Hal ini terjadi pasca bank sentral AS (The Fed) memutuskan menahan suku bunganya yang sesuai ekspektasi pasar.

Dilansir dari Refinitiv, pukul 10.12 WIB, penguatan mata uang Asia dipimpin oleh rupiah Indonesia yang naik 0,55% terhadap dolar AS secara harian. Posisi kedua ditempati oleh yen Jepang yang terapresiasi sebesar 0,40%.

Namun sedikit berbeda dengan yuan China yang justru melemah tipis 0,01% disinyalir akibat pelemahan aktivitas manufaktur yang ditunjukkan oleh PMI manufaktur, PMI non-manufaktur, dan PMI general yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.


Indeks dolar AS (DXY) terpantau mengalami pelemahan 0,48% menjadi 106,37 atau yang terlemah sejak 30 Oktober 2023.

Pergerakan yang signifikan hari ini ditengarai akibat The Fed yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% pada dini hari ini. Namun, The Fed menegaskan jika inflasi belum turun secepat keinginan mereka sehingga potensi kenaikan suku bunga masih ada.

Dalam pernyataan resminya, The Fed mengatakan jika indikator terbaru menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kuat pada kuartal III-2023 tetapi data tenaga kerja sudah bergerak moderat meski masih dalam fase yang kuat. Tingkat pengangguran juga masih rendah dan inflasi masih tinggi.

Pernyataan The Fed sedikit berbeda dengan September di mana mereka mengatakan pertumbuhan ekonomi AS 'solid' dan data tenaga kerja 'sudah melambat tetapi masih dalam fase kuat". Sebagai catatan, ekonomi AS tumbuh 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, dari 2,1% pada kuartal II-2023. Tingkat pengangguran ada di 3,8% pada September.

"Komite tetap menetapkan target inflasi di kisaran 2%. Dalam menetapkan kebijakan moneter, komite akan mempertimbangkan dampak kumulatif dari pengetatan moneter, dampak ekonomi, dan perkembangan sektor keuangan," tulis The Fed dalam keterangan resminya.

Para pelaku pasar menyambut positif keputusan The Fed karena sesuai dengan ekspektasi pasar dan berujung pada apresiasi pada mata uang Asia termasuk rupiah.

"Ada kabar baik ternyata The Fed tidak melakukan kenaikan suku bunga semalam." ujar Ekonom Maybank, Myrdal Gunarto.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS