
Ada Perang Harga di Perbankan, BSI Lakukan Hal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Bob Tyasika Ananta menuturkan, kenaikan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate dapat menimbulkan "pricing war" buat perbankan ke depan.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri buat perbankan, karena bank-bank dinilai akan bersaing mencari pendanaan dengan menaikan rate-nya.
Seperti diketahui, terakhir Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate ke level 6%. Keputusan ini diambil untuk menyelamatkan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah kuatnya nilai tukar dolar AS.
"Tapi disisilain aspek pembiayaan itu juga ada beberapa yang memang kemudian fokus ke segmen tertentu dan ada beberapa individu bank memberikan pricing turun dengan konsekuensinya margin turun," ujarnya Senin, (30/10/2023).
BSI sendiri tetap optimisme terhadap pertumbuhan bisnis perbankan syariah di 2023. Hal ini didukung oleh kondisi likuiditas yang longgar dan perekonomian yang kuat.
BSI pun lanjutnya telah melakukan berbagai antisipasi dalam menghadapi era suku bunga tinggi.
Diantaranya memberikan dukungan terhadap transisi keuangan, yakni dengan melakukan pergeseran dari transaksi secara manual menjadi elektronik.
Hal tersebut dilakukan untuk menekan tingginya potensi cost atau beban operasional yang bisa membengkak di kemudian hari. Adapun saat ini, sebanyak 80% layanan BSI sudah beralih elektronik.
"Ke depan akan lebih besar lagi walaupun in terms of rupiah masih cukup dominan secara fisik," kata Bob.
Selanjutnya BSI juga memiliki keunikan dengan menawarkan produk gadai yang tidak disediakan oleh layanan perbankan lainnya. Khususnya untuk masyarakat menengah ke bawah.
Selain itu, BSI juga akan memperkuat bisnis treasury, yang saat ini masih cukup menantang.Pertama adalah cakupan layanan keuangan syariah di Indonesia yang hanya mencapai sekitar 7,3%.
"Populasi Indonesia dominasi muslim, tapi share syariah cuma sekitar 7,3%. Kenapa? Mungkin karena pemain syariah belum terlalu banyak. Jadi, memang kita harus membangun counter part-counter part di syariah," jelas dia.
Terakhir adalah dari segi instrumen yang disediakan. Oleh karena itu, BSI tengah mengembangkan pasar global sebagai awal untuk bisa memberikan solusi terhadap kebutuhan pasar tersebut dengan counterpart global.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Buka Jaringan di Arab Saudi, BSI Tunggu Izin Otoritas Keuangan