Market Commentary

Tak Peduli Harga Emas Mulai Loyo, 6 Saham Emas RI Meroket

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
30 October 2023 10:19
Emas. (Dok. Pixabay)
Foto: Emas. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas emiten pertambangan emas di Indonesia bergairah pada perdagangan sesi I Senin (30/10/2023), meski harga emas dunia cenderung melemah pada hari ini setelah terbang dan menyentuh level US$ 2.000 per troy ons.

Per pukul 09:56 WIB, dari enam emiten emas, lima saham terpantau menguat dan satu saham cenderung stagnan.

Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Wilton Makmur IndonesiaSQMI543,85%
J Resources Asia PasifikPSAB901,12%
Bumi Resources MineralsBRMS1921,05%
Archi IndonesiaARCI4120,98%
Aneka TambangANTM1.7400,87%
Merdeka Copper GoldMDKA2.3300,00%

Sumber: RTI

Saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) memimpin penguatan saham emas di RI pada pagi hari ini, yakni melonjak 3,85% ke posisi Rp 54/saham.

Sedangkan untuk saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) cenderung stagnan di harga Rp 2.330/saham. Bahkan, saham MDKA cenderung melemah pada sesi I hari ini.

Menguatnya saham emas RI terjadi di tengah mulai melandainya harga emas dunia, setelah sempat terbang dan menyentuh level US$ 2.000 per troy ons pada Jumat pekan lalu.

Harga emas di pasar spot pada perdagangan hari ini pukul 06:12 WIB ada di posisi US$ 2.001,37 per troy ons. Harganya melemah 0,22%.

Pelemahan ini memutus tren positif emas yang menguat pada empat perdagangan hari sebelumnya.

Harga emas bahkan terbang pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu dengan ditutup melesat 1,05% di posisi US$ 2.005,78 per troy ons.

Harga penutupan Jumat pekan lalu menjadi yang tertinggi sejak 15 Mei 2023 atau lima bulan terakhir. Ini juga menjadi kali pertama emas mampu menembus level US$ 2.000 sejak 15 Mei 2023. Penguatan ini juga memperpanjang reli emas menjadi tiga hari dengan penguatan mencapai 1,81%.

Tak hanya itu, kinerja emas juga sangat cemerlang dalam sepekan dan sebulan terakhir. Secara keseluruhan, harga emas melonjak 1,25% dalam sepekan terakhir. Artinya, emas sudah menguat selama tiga pekan beruntun.

Harga emas menyusut pada pagi hari ini karena pelaku pasar diproyeksi akan memilih wait and see sebelum bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan suku bunga terbarunya.

The Fed akan menggelar rapat FOMC pada Selasa dan Rabu waktu AS serta mengumumkan kebijakan pada Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pelaku pasar memperkirakan The Fed masih akan menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,50% pada bulan ini.Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 99,9% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan.

Namun, yang paling ditunggu pelaku pasar adalah sinyal kebijakan ke depan. The Fed pada pertemuan September lalu mengisyaratkan masih akan mengerek suku bunga sekali lagi pada tahun ini meskipun kebijakan akan sangat ditentukan oleh data-data ekonomi.

Data terbaru menunjukkan ekonomi AS masih melaju kencang sehingga inflasi diproyeksi sulit melandai.

Ekonomi AS masih tumbuh kencang 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, tertinggi sejak kuartal IV-2022 atau hampir dua tahun.

Dengan ekonomi yang masih kencang maka kebijakan suku bunga AS yang tinggi bisa bertahan dalam waktu lama. Di tengah masih tingginya ekspektasi suku bunga tinggi, harga emas masih memiliki penolong yakni ketegangan di Timur Tengah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Lagi Melandai, Kok Sahamnya di RI Malah Bergairah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular