Saham TUGU Ngacir 3% Lebih, Gegara Mau Bagi Dividen Jumbo?
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten jasa asuransi yakni PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) terpantau melesat pada perdagangan sesi I Kamis (26/10/2023), di tengah rencana perseroan yang bakal membagikan dividen interimnya.
Per pukul 09:56 WIB, saham TUGU terpantau melonjak 3,19% ke posisi harga Rp 1.295/saham. Saham TUGU pada sesi I hari ini ditransaksikan di kisaran Rp 1.260 - Rp 1.330 per saham.
Saham TUGU sudah ditransaksikan sebanyak 811 kali dengan volume sebesar 5,28 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 6,89 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 4,6 triliun.
Hingga pukul 09:56 WIB, di order bid atau beli, antrian pada harga Rp 1.255/saham, menjadi yang paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 4.272 lot atau sekitar Rp 536 juta.
Sedangkan di order offer atau jual, antrian di harga Rp 1.325/saham, menjadi yang paling banyak yakni mencapai 3.620 lot atau sekitar Rp 480 juta.
TUGU digadang-gadang akan mencatatkan lonjakan laba sampai 350% pada kuartal III-2023. Hal ini ditopang oleh pendapatan investasi akibat penjualan sahamnya baru-baru ini.
Seperti diketahui, TUGU sempat menggenggam saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sebanyak 332,4 juta saham dengan nilai setara dengan Rp279,32 miliar.
Apabila menilik laporan keuangan Asuransi Tugu per semester I-2023, perusahaan tercatat berinvestasi di saham PGEO (dalam kategori tersedia untuk dijual) dengan total kepemilikan 282.400.000 lembar saham.
Dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan TUGU, biaya perolehan investasi saham PGEO mencapai Rp237,31 miliar.
Tidak dijelaskan kapan TUGU masuk ke PGEO dan pada harga berapa. Namun, apabila mengacu pada biaya perolehan dan jumlah saham yang dimiliki di atas, TUGU tampaknya memiliki saham PGEO dengan harga rerata sekitar Rp 840 per saham.
Jika demikian, valuasi kepemilikan TUGU di PGEO saat ini berpotensi melonjak menjadi Rp 444,78 miliar atau memiliki potential gain hingga Rp 207,5 miliar.
Sementara itu pada semester I-2023, laba bersih TUGU mencapai Rp 1,03 triliun, naik 440% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan tahun lalu yang tercatat Rp 225,38 miliar.
Bila dibedah, laba bersih ini disumbang oleh pertumbuhan pendapatan premi neto 19% menjadi Rp 1,52 triliun. Sementara itu, pendapatan underwriting tumbuh 16% dan pendapatan investasi tumbuh 21,2%.
Adapun dari sisi pembagian dividen, TUGU tidak pernah absen dalam pembagian dividen dalam kurun waktu empat tahun terakhir, termasuk di kala pandemi Covid-19 pada 2020-2022 lalu.
Dalam 4 tahun laporan keuangan, yakni 2019-2022 Tugu Insurance membagikan dividen dengan rasio pembayaran (dividend payout ratio/DPR) antara 30%-40% dari laba bersih. Kecenderungan terjadi peningkatan DPR, yakni pada 2021 dan 2022 tercatat 40%.
Sebelumnya, ada rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar bahwa TUGU berpotensi menebar dividen interim pada November atau Desember mendatang seiring perusahaan meraup untung besar dari penjualan saham PGEO.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)