MDKA Optimis Dongkrak Kinerja Lewat Investasi Jumbo
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) optimistis bisa mendorong produktivitas dan kinerja keuangan positif di tengah kondisi global yang penuh tantangan saat ini. Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Albert Saputro, mengatakan, meski kinerja paruh pertama 2023 menunjukkan tantangan, beberapa aksi perusahaan dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik hingga akhir tahun ini dan tahun-tahun ke depan.
Berbagai upaya pun lanjutnya telah dilakukan perusahaan untuk mengejar proyeksi tersebut. Salah satunya dengan melakukan investasi secara agresif hingga lebih dari US$ 260 juta selama semester 1-2023. Belanja modal ini digunakan dalam mendukung rencana ekspansi proyek-proyek strategis perseroan sehingga akan menjadi sumber pendapatan di masa mendatang.
Adapun investasi tersebut ditujukan untuk proyek Tujuh Bukit Copper senilai US$ 24 juta yang meliputi pengerjaan kelayakan proyek, termasuk pengeboran sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis. MDKA juga menginvestasikan US$ 43 juta untuk proyek Pani Gold yakni kegiatan pengembangan proyek yang signifikan termasuk pengeboran definisi sumber daya, proyek Pani Gold diharapkan mulai produksi di akhir 2025.
Selain itu, anak perusahaan MDKA, PT Merdeka Battery Materials (MBMA), menginvestasikan sekitar US$77,5 juta untuk meningkatkan haul road yang menghubungkan Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP); dengan selesainya peningkatan haul road, SCM mulai mengirim bijih saprolit ke pengolahan RKEF MBMA di IMIP sejak Agustus 2023 lalu. MBMA juga mengejar penyelesaian proyek AIM di IMIP dengan total investasi di 1H 2023 sebesar US$ 117juta; proyek AIM ditargetkan mulai commissioning akhir 2023.
"Kami yakin bahwa upaya-upaya kami dalam mengoptimalkan sumber daya kami dan menggali potensi sumber pendapatan baru akan membuahkan hasil positif. Meskipun ada tantangan yang dihadapi di pasar global, kami terus berinvestasi untuk mengembangkan aset-aset kelas dunia kami untuk mencapai kinerja yang lebih baik," ungkap dia dalam siaran pers dikutip belum lama ini.
Albert menjelaskan pada September 2023, Tambang Tembaga Wetar juga mulai mengirimkan bijih pirit ke proyek AIM untuk persiapan commisioning. Proyek AIM akan mengoperasikan konsentrator untuk mengolah bijih sisa pakai dan pirit bijih berkualitas dari Tambang Tembaga Wetar dengan kapasitas nominal lebih dari 1 juta ton per tahun.
Sementara itu, Tambang Sulawesi Cahaya Mineral sebagai anak perusahaan MDKA merupakan salah satu sumber daya nikel yang terletak di kawasan konsesi seluas 21.100 hektar. Sejak Agustus lalu, Tambang SCM telah mengirimkan bijih nikel ke tiga smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) MBMA di kawasan IMIP termasuk RKEF Zhao Hui Nickel (ZHN) dengan kapasitas 50.000 ton nikel yang beroperasi sejak pertengahan 2023. ZHN diperkirakan akan memproduksi 21.000 hingga 25.000 ton nikel dalam NPI pada Semester II 2023. Selain itu, Perseroan juga pada Juni 2023 telah menyelesaikan akuisisi terhadap 60% saham di Pabrik converter Nickel Matte, Huaneng Metal Industry yang memiliki kapasitas 50.000 ton nikel dalam bentuk nikel matte.
Pada September 2023, MDKA melalui anak usahanya, PT. Merdeka Battery Materials juga menandatangani perjanjian Kerjasama dengan GEM Co, Ltd dalam Pembangunan pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas sebesar 30.000 ton nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang ditargetkan untuk mencapai commisioning di akhir 2024 (20.000 ton) dan tengah tahun 2025 (tambahan 10.000 ton).
"Merdeka Copper Gold juga telah memprioritaskan aspek keberlanjutan dalam operasinya. Kami berkomitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan dan berkontribusi positif terhadap komunitas lokal di mana perusahaan beroperasi. Ini mencerminkan komitmen jangka panjang kami untuk menjaga keberlanjutan perusahaan." ungkap Albert.
(rah/rah)