Sri Mulyani Cs Hadap Jokowi, Rupiah Langsung Dibuka Menguat

rev, CNBC Indonesia
24 October 2023 09:08
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap wait and see pasar perihal hiruk pikuk politik dalam negeri.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka di angka Rp15.880/US$ atau menguat 0,31%. Posisi ini mematahkan tren pelemahan rupiah yang terjadi selama empat hari beruntun.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB menguat sebesar 0,06% menjadi 105,60. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (20/10/2023) yang berada di angka 105,53.

Pergerakan rupiah hari ini didorong oleh sikap wait and see investor perihal kondisi ekonomi global dan politik nasional. Investor sedang memasang mode wait and see sembari memantau proses pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024.

Sebagai informasi ada tiga capres yang akan maju pada Pilpres 2024, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Kini, ketiga pasangan calon (paslon) sudah memiliki capres dan cawapresnya. Adapun masa pendaftaran capres-cawapres Pemilu 2024 atau Pilpres 2024 akan berlangsung sepekan mulai dari 19 Oktober hingga 25 Oktober.

Sementara depresiasi rupiah yang terjadi belakangan ini mendapat perhatian dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan merilis paket kebijakan untuk merespons situasi perekonomian terkini setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Senin (23/10) kemarin.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa akan terus sinkronkan kebijakan moneter dan fiskal agar dalam situasi di mana pemicunya adalah negara seperti Amerika Serikat dampaknya ke ekonomi kita bisa dimitigasi dan diminimalkan. Baik terhadap nilai tukar, inflasi, maupun terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

Sri Mulyani pun menjabarkan bahwa pihaknya terus memantau pelamahan rupiah atas dolar AS terkait dengan asumsi makro tersebut khususnya berkaitan dengan subsidi energi. Pasalnya, semua harga terus bergerak termasuk, harga minyak, nilai tukar, suku bunga.

"Kita akan lihat bagaimana adjustment-nya terhadap APBN. Soal subsidi energi, kita sampai hari ini belum melihat itu sebagai hal yang signifikan, paling tidak sekarang kita lihat perkembangan di mid-east yang masih kita jaga dan waspadai, karena kan di sana konsentrasi produksi minyak," ungkap Sri Mulyani.

Maka dari itu, Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Intervensi ditujukan pada spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

"Kami terus mengawal dengan masuk pasar baik di spot maupun di DNDF," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto kepada CNBC Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular