BI akan Banjiri Likuiditas Bank Lagi

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
19 October 2023 16:10
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan hasil rapat dewan Gubernur Bulanan Bulan Oktober 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan hasil rapat dewan Gubernur Bulanan Bulan Oktober 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) akan melonggarkan likuiditas perbankan melalui pelonggaran Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). 

PLM merupakan cadangan likuiditas minimum dalam rupiah yang wajib disimpan oleh bank umum konvensional dan bank umum syariah dalam bentuk surat berharga rupiah yang dapat digunakan dalam operasi moneter. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI akan menurunkan PLM sebesar 100 basis poin (bps) dari 6% menjadi 5% untuk bank umum konvensional dengan fleksibilitas repo 5%. Begitu pula dengan PLM bank syariah akan turun dari 4,5% menjadi 3,5% dengan fleksibilitas repo 3,5%.

"Pengurangan ini juga ditujukan untuk memberikan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan dalam menyalurkan kredit pembiayaan dan mendorong pendalaman pasar keuangan ini berlaku 1 Desember 2023," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2023, Kamis (19/10/2023).

Adapun, kata Perry, saat ini likuiditas perbankan telah didukung oleh implementasi kebijakan insentif makroprudensial yang efektif berlaku 1 Oktober 2023 dengan besaran maksimum 4% dari dana pihak ketiga (DPK). 

Pada awal impelemtansi yaitu per 5 Oktober 2023 kebijakan insentif likuiditas makroprudensial telah menambah likuiditas pada 120 bank sebesar Rp 28,79 triliun
"Yaitu peningkatan dari Rp 108,15 trilun menjadi sebesar Rp 136,94 triliun," katanya. 

Sementara itu, BI melaporkan per September 2023 alat likuid per DPK (AL/DPK) sebesar 25,83%, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya 26,57%. 

Pada periode yang sama BI melaporkan kredit perbankan tumbuh 8,96% yoy. Hal ini didukung oleh kebijakan penyaluran kredit yang masih longgar dan permintaan pembiayaan korporasi yang baik.

Perry mengatakan bahwa sektor yang mendukung pertumbuhan kredit September 2023 adalah sektor dunia usaha, perdagangan, dan jasa sosial. 


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suku Bunga BI Naik, Likuiditas Masih Aman

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular