Tarik Dana Asing ke RI, BI Luncurkan Instrumen SVBI & SUVBI

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
19 October 2023 14:51
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan hasil rapat dewan Gubernur Bulanan Bulan Oktober 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan hasil rapat dewan Gubernur Bulanan Bulan Oktober 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengeluarkan instrumen baru untuk menarik aliran modal asing (inflow), yaitu Penerbitan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).

Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) dalam konferensi pers, Kamis (19/10/2023).

"Penerbitan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instrumen moneter yang pro-market untuk pendalaman pasar uang dan mendukung upaya menarik portfolio inflows, dengan mengoptimalkan aset surat berharga dalam valuta asing yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying," papar Perry.

Tenor dalam instrumen ini, yaitu SVBI adalah 1,3,6,9 dan 12 bulan. Sementara SUVBI 1,3 dan 6 bulan. Implementasinya akan dimulai pada 17 November 2023. SUVBI dan SVBI itu bisa diperdagangkan di pasar sekunder dan boleh juga diperdagangkan dengan non residen.

"Suku bunganya juga akan mekanisme pasar sehingga akan menarik bagi pasar. Maka bisa mendorong inflow," tegas Perry.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) naik menjadi 6%. Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

"Kenaikan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation), sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024," terangnya.

BI juga melakukan Stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"Penguatan strategi operasi moneter untuk efektivitas kebijakan moneter, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebagai instrumen moneter yang pro-market," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular