AS dan Venezuela Jalin Kesepakatan, Minyak Turun 1%

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
17 October 2023 08:02
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kompak dibuka menguat pada perdagangan Selasa (17/10/2023) setelah penurunan pada perdagangan sebelumnya sebesar 1%.

Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,46% di posisi US$87,06 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka naik 0,29% ke posisi US$89,91 per barel.

Pada perdagangan Senin (16/10/2023), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 1,17% di posisi US$86,66 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup turun 1,36% ke posisi US$ 89,65 per barel.

Minyak berjangka turun lebih dari US$ 1 per barel pada hari Senin karena meningkatnya ekspektasi bahwa AS dan Venezuela akan segera mencapai kesepakatan untuk mengurangi sanksi terhadap ekspor minyak mentah Venezuela, sementara para pelaku pasar mengatakan konflik Israel-Hamas tampaknya tidak mengancam pasokan minyak dalam jangka pendek.

Pemerintah dan oposisi Venezuela akan kembali melakukan perundingan politik minggu ini setelah hampir satu tahun, menurut kedua belah pihak. Sementara itu, sumber mengatakan AS telah mencapai kesepakatan awal untuk meringankan sanksi terhadap industri minyak Venezuela dengan imbalan pemilihan presiden Venezuela yang kompetitif dan diawasi pada tahun depan.

"Kesepakatan yang dilaporkan akan membantu meningkatkan produksi minyak negara tersebut dari tingkat yang sangat tertekan," ucap William Jackson, kepala ekonom pasar negara berkembang di Capital Economics.

"Tetapi sektor ini memerlukan investasi yang sangat besar untuk mengembalikan produksi ke tingkat yang dicapai satu dekade lalu," tambah Jackson. "Dan hal ini tidak akan berdampak signifikan terhadap defisit pasar minyak global dalam waktu dekat."

Kedua harga minyak acuan tersebut melonjak pekan lalu di tengah kekhawatiran konflik di Timur Tengah dapat meluas, dengan harga minyak acuan global Brent naik 7,5% yang merupakan kenaikan mingguan tertinggi sejak Februari.

Penurunan harga minyak pada hari Senin tampaknya merupakan "istirahat sejenak untuk menghadapi peristiwa di Timur Tengah" dibandingkan dengan perkiraan peningkatan produksi di Venezuela, menurut Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

"Negosiasi dengan Venezuela dapat menyebabkan lonjakan ekspor minyak mentah yang sudah tersedia," tegas Lipow. "Tetapi lonjakan produksi masih merupakan sebuah jalan keluar mengingat kondisi infrastruktur energi Venezuela yang sudah tua."

"Hal yang sama terjadi pada hari Senin dalam hal konflik di Timur Tengah dapat diatasi karena mempengaruhi pasokan minyak mentah," ucap John Kilduff, mitra Again Capital LLC.

Serangan udara Israel terhadap Gaza meningkat pada hari Senin, setelah upaya diplomatik AS untuk mengatur gencatan senjata di Gaza selatan gagal.

Rusia juga telah memasuki pertikaian diplomatik, dengan Presiden Vladimir Putin akan mengadakan pembicaraan dengan Iran, Israel, Palestina, Suriah dan Mesir.

Para pelaku pasar mengatakan perang antara Israel dan kelompok militan Islam Palestina Hamas sejauh ini masih terfokus di Jalur Gaza.

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mungkin telah menambah faktor risiko lain yang mendorong harga lebih tinggi pada minggu lalu.

AS pekan lalu memberlakukan sanksi pertama terhadap pemilik kapal tanker yang membawa minyak Rusia dengan harga di atas batas harga Kelompok Tujuh sebesar US$60 per barel, sebuah upaya untuk menutup celah dalam mekanisme yang dirancang untuk menghilangkan pendapatan Moskow dari penjualan energinya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Terbang 15% Bulan Juli, Ulah Kartel OPEC+?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular