
Dunia Kacau & Rupiah Ambruk, Ekonomi RI Masih Bisa Capai 5%?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior yang juga merupakan Wakil Menteri Keuangan periode 2010-2014 Anny Ratnawati memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan konsisten tumbuh di atas 5% pada 2023 dan 2024. Meskipun, ekonomi dunia tengah melemah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar anjlok.
"Jadi, saya tidak terlalu khawatir dalam konteks makro, ya. Jadi, ekonomi growth-nya mungkin masih mendekati, bisa lebih, atau kalau pun kurang masih di 5%," kata Anny dalam program Money Talks CNBC Indonesia, Rabu (11/10/2023).
Dia menjelaskan, laju pertumbuhan ini masih akan ditopang geliat konsumsi yang masih kuat, laju investasi, belanja pemerintah, hingga ekspor yang walaupun akan ada pelemahan. Indikator makro ekonomi lainnya pun menurut Anny masih mendukung aktivitas ekonomi domestik, misalnya inflasi.
Inflasi hingga akhir tahun, menurut masih akan terus terkendali di level kisaran target pemerintah dan Bank Indonesia sepanjang tahun ini 3% plus minus 1%. Kendati begitu, sia mengingatkan untuk komponen inflasi pangan bergejolak harus diwaspadai dan terus dikendalikan karena permasalahan pasokan akan masih terganggu fenomena El Nino.
"Misalnya beras, gula, kemudian terigu, kedelai, yang ini sebetulnya meng-hit rakyat kelas bawah. Jadi, tolong sekali makronya, saya tidak khawatir, tetapi mungkin dari mikronya, perlu bersiap kaitannya dengan ketersediaan pangan, karena El Nino-nya masih panjang," tutur Anny.
Selain itu, tekanan harga energi, khususnya minyak mentah dunia yang sempat menyentuh US$ 90 per barel, menurutnya juga harus direspons dengan baik karena akan langsung memengaruhi APBN dan neraca perdagangan. Ini karena Indonesia merupakan negara net importir minyak.
Kondisi ini pun menurutnya masih akan terus berlangsung hingga 2024. Tapi, Anny menilai, pada 2024 kondisinya cenderung akan lebih baik, karena bertepatan dengan penyelenggaraan Pemilu atau Pilpres. Pada masa itu, ia mengatakan, tingkat konsumsi masyarakat akan tinggi merayakan pesta demokrasi.
"Kalau 2024, itu pasti banyak belanja itu. Dari konsumsi, baik dari pemerintah, baik dari partai dan lain sebagainya, sebetulnya ekonomi growth-nya bisa di 5,3%. Asal kita mitigasi," tutur Anny.
"Jadi, saya berharap ekonomi growth 2024 ada pada level yang disampaikan di dalam APBN 2024. Kalau tidak salah angkanya di APBN 2024 itu di level 5,2 persen. Mudah-mudahan bisa lebih, karena konsumsi-nya tinggi itu," tegasnya.
Bank Dunia memperkirakan negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik akan tumbuh sebesar 5% pada 2023, angka tersebut sedikit lebih rendah dari perkiraan pada April sebesar 5,1%.
Untuk tahun 2024, bank multilateral yang berbasis di Washington ini memperkirakan pertumbuhan kawasan sebesar 4,5%, turun dari perkiraan pada April sebesar 4,8%. Proyeksi terbaru ini dimuat dalam World Bank East Asia and The Pacific Economic Update Oktober 2023.
Indonesia sendiri, ekonominya diramal tangguh. Sebelumnya Bank Dunia memperkirakan ekonomi Tanah Air bakal tumbuh 4,9% pada 2023, namun dalam laporan terbaru ekonomi RI direvisi naik mencapai 5% tahun ini. Sementara 2024, Indonesia diramal tumbuh 4,9%.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Anjlok Dolar Capai Rp15.500, Ini yang Sebenarnya Terjadi