
Baru 10 Menit Sesi I Dibuka, Saham BREN Sentuh ARA Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yang baru melantai di bursa kemarin yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terpantau kembali menyentuh auto reject atas (ARA) di awal perdagangan sesi I Selasa (10/10/2023).
Sekitar sepuluh menit setelah perdagangan sesi I dibuka, saham BREN sudah terbang 24,62% ke posisi Rp 1.215/saham. Saham BREN pun kembali menyentuh ARA di perdagangan keduanya. Dengan ini, maka sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, saham BREN sudah mencetak ARA dua kali.
Pada awal perdagangan sesi I hari ini, saham BREN sudah ditransaksikan sebanyak 2.872 kali dengan volume sebesar 11,14 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 13,54 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini sudah mencapai Rp 162,55 triliun.
Hingga pukul 09:10 WIB, di order bid atau beli, pada harga batas atasnya di Rp 1.215/saham, sudah ada antrian sebanyak 6,8 juta lot antrian atau sekitar Rp 831 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham BREN sudah menyentuh ARA.
Kemarin, saham BREN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). BREN menawarkan 4.015.000.000 saham baru atau sebesar 3% dari dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana, dengan harga penawaran sebesar Rp 780 per saham dan jumlah nilai Penawaran Umum secara keseluruhan sebesar Rp 3.131.700.000.000.
CEO PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan Komisaris Utama BREN, Agus Salim Pangestu mengatakan, aksi korporasi ini untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam upayanya menuju transisi energi yang berkelanjutan.
"Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada mitra dan investor berharga kami atas kepercayaan mereka kepada kami dan tekad kuat kami untuk mencapai tujuan nol emisi," ujarnya di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Sementara, CEO BREN, Hendra Soetjipto mengatakan, IPO akan membawa BREN tidak hanya terbatas pada industri geotermal namun juga menuju ke teknologi terbarukan lainnya, dengan didukung oleh keunggulan operasional yang kuat.
"Kami berharap BREN akan menarik mitra, investor, dan bakat baru dalam upaya kami untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah dan bersih," sebutnya.
Adapun penggunaan dana IPO setelah dikurangi biaya akan digunakan untuk membayar sebagian utang fasilitas B kepada Bangkok Bank Public Company Limited sebanyak-banyaknya sebesar US$ 158.588.321.
Selain itu, IPO BREN juga bertujuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energi Oil & Gas Pte. Ltd. perihal penunjukan Star sebagai pemegang saham ACEHI. Rinciannya pembayaran kepada SEOG sebesar US$ 66,50 juta dan kepada Perseroan sebesar US$ 6 juta.
Biaya yang dibayarkan Star kepada Perseroan akan digunakan untuk pembayaran gaji, biaya jasa dan biaya sewa.
Asal tahu saja, pemilik BREN adalah BRPT sebesar 66,67%. Sisanya, Green Energy Era sebesar 24,33%, Jupiter Tiger Holding 4,5% dan Prime Hill Fund sebanyak 4,5%.
Setelah IPO, kepemilikan BRPT di BREN akan terdilusi menjadi 64,43%, Green Energy 23,52%, Jupiter Tiger dan Prime Hill Fund 4,35% dan masyarakat sebesar 3,35 persen.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapitalisasi Pasar BREN Balik Ke Rp 1.000 T, Bisa Salip BCA Lagi?
