Awas! RI Bisa Rugi Besar Jika Suku Bunga BI & Fed Setara
Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi suku bunga Fed Fund Rate (FFR) dan Bank Indonesia (BI) Rate yang berpotensi setara pada level 5,75% berisiko menimbulkan gejolak di Tanah Air.
Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan di Era Presiden SBY, M. Chatib Basri, dalam laman Instagram miliknya, @chatibbasri.
Dia meyakini The Fed akan menaikkan Fed Fund Rate (FFR) 1 kali lagi tahun ini. Jika FFR meningkat dan sama dengan suku bunga BI, maka risiko arus dana keluar bisa terjadi.
"Artinya FFR mungkin akan par dengan BI rate. Dengan kondisi ini ada risiko outflow dari Indonesia. Ini menjelaskan mengapa rupiah melemah beberapa waktu terakhir," papar Chatib di laman Instagram miliknya @chatibbasri, dikutip Senin (9/10/2023).
Dalam posisi ini, BI akan sangat dilematis. Menurut Chatib, the impossible trinity mengajarkan bahwa jika BI ingin memiliki independen monetary policy, maka nilai tukar bergerak mengikuti pasar dan modal bergerak bebas.
Dia menekankan BI tak mungkin sepenuhnya mengadopsi floating exchange rate. Pasalnya, ungkap Chatib, depresiasi yang terlalu tajam dapat membuat exchange rate overshoot & ada trauma krisis 1998.
Sebaliknya BI juga tidak bisa menaikkan suku bunga acuan tinggi sekali karena akan memukul pertumbuhan ekonomi.
"Bila BI ingin menjaga rupiah, maka opsinya adalah menaikkan bunga mengikuti FFR untuk menjaga paritas bunga, atau intervensi di FX market atau kombinasi keduanya," tegasnya.
Rovandi Analis KGI Sekuritas berpendapat serupa. Dia mengatakan jika suku bunga BI dan The Fed setara, dikhawatirkan akan banyak dana asing keluar.
"Kenapa karena par-nya terlalu kecil. Sekarang yield government bond RI dan AS tinggal beda 2,3-2,4%," ujarnya.
Jika terus suku bunga the Fed naik, ini akan menjadi tekanan bagi BI pada Oktober ini.
"BI tidak akan mau sama dengan The Fed," tegas Rovandi.
(haa/haa)