Bursa Asia Kembali Menghijau, Hang Seng Melesat Nyaris 1%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Jumat, 06/10/2023 08:39 WIB
Foto: REUTERS/China Daily

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik kembali dibuka menguat pada perdagangan Jumat (6/10/2023), karena investor menantikan data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang dapat menentukan langkah bank sentral AS selanjutnya dalam menentukan suku bunga.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,2%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,91%, Straits Times Singapura bertambah 0,29%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,33%, dan KOSPI Korea Selatan meningkat 0,41%.


Sementara untuk pasar saham China pada pekan ini libur dalam rangka Golden Week. Pasar saham China baru akan dibuka kembali pada Senin pekan depan.

Bursa Asia-Pasifik yang kembali menguat terjadi meski bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan kemarin ditutup terkoreksi tipis.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupturun tipis 0,03%, S&P 500 melemah 0,13%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,12%.

Saham-saham AS berakhir sedikit lebih rendah setelah memantul dari posisi terendah kemarin karena investor menunggu laporan pekerjaan bulanan pada hari ini dan kemungkinan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Data AS mengenai klaim awal tunjangan pengangguran negara menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang masih tangguh, sehari setelah laporan menunjukkan gaji swasta AS meningkat kurang dari perkiraan pada September lalu.

Pengajuan tunjangan pengangguran mencapai 207.000 pada pekan yang berakhir 30 September, naik hanya 2.000 dari periode sebelumnya dan di bawah perkiraan konsensus Dow Jones sebesar 210.000.

Laporan gaji bulanan yang dirilis hari ini bisa menjadi berita ekonomi paling penting pekan ini, namun investor masih khawatir mengenai apakah The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Di lain sisi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun terus menurun. Awal pekan ini, angka tersebut mencapai 4,8% yang menjadi rekor tertinggi sejak 2007 atau 16 tahun terakhir.

Kemarin, yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan obligasi acuan Negeri Paman Sam sudah berada di 4,728%, sudah turun sekitar 7,2 basis poin (bp).

Sementara itu dari komentar pejabat The Fed terkait suku bunga, Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly di Economic Club of New York mengatakan dengan kebijakan moneter AS yang kini lebih terbatas dan kenaikan yield Treasury AS baru-baru ini, The Fed mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga lagi.

Pernyataan Mary menjadi angin segar mengingat selama ini pernyataan The Fed masih lebih ke arah hawkish.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel