Bursa Karbon Meluncur, Asuransi Mulai Tinggalkan Ini

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Jumat, 29/09/2023 12:05 WIB
Foto: Peluncuran Bursa Karbon Indonesia. (Tangkapan Layar Youtube Indonesia Stock Exchange)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peluncuran bursa karbon di Indonesia menjadi salah satu tonggak penting bagi pemenuhan target Net Zero Emission (NZE). Perusahaan pelat merah PT. Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendorong agar industri asuransi mulai menggalakkan proteksi di sektor berkelanjutan.

Direktur Operasional Indonesia Re Delil Khairat mengatakan, sejauh ini, kontribusi proteksi di sektor keberlanjutan, baik di perusahaannya maupun industri masih belum tercatat dengan baik. Ini disebabkan belum adanya regulasi yang menghendaki pencatatan tersebut.

"Tapi bisa dikatakan, industri sudah cover untuk sektor berkelanjutan, seperti hydro power plan dan lain sebagainya. Tapi kedepannya sepertinya regulasi untuk asuransi untuk support asuransi berkelanjutan ini semakin nyata," ungkap Delil kepada CNBC Indonesia Selasa, (26/9/2023).



Lebih lanjut, Delil mengaku bursa karbon ini tentu memberi peluang bagi industri asuransi atau reasuransi. Di sisi penjual, asuransi bisa memproteksi usaha atau kegiatan bisnis atau organisasi bahkan lembaga pemerintah yang melakukan penyerapan karbon. Misalnya, asuransi penanaman kembali hutan, renewabelle energy, dan sebagainya.

Kedua, perusahaan asuransi dan reasuransi bisa berperan di sisi pembeli. Tapi karena pembeli ini adalah pengeluar karbon jadi perlu ada insentif bagi mereka untuk merubah aktivitasnya jadi lebih hijau.

"Yang dilakukan industri asuransi di luar negeri selama ini itu mengurangi insentif cover asuransi bagi aktvitas yang merusak lingkungan," tutur Direktur di perusahaan reasuransi milik BUMN tersebut.

Sebagaimana diketahui, dalam teknis pelaksanaan bursa karbon, terjadi jual beli sertifikasi penerapan emisi. Adapun yang bertindak sebagai penjual adalah perusahaan organisasi yang aktiivitasnya mampu menyerap karbon, sementara pembeli yang aktvitasnya tidak mampu menyerap karbon tapi malah mengeluarkan karbon, misalnya perusahaan batu bara.

Sebelumnya, Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) telah resmi diluncurkan pemerintah pada Selasa (26/9/2023). Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai transaksi efek di perdagangan perdana Bursa Karbon sebesar Rp 29,2 miliar.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Banyak Orang RI Yang Belum Kenal & Pakai Asuransi, Solusinya?