Data Ekonomi Bikin Rupiah Menguat, Dolar Balik ke Rp 15.480

rev, CNBC Indonesia
Jumat, 29/09/2023 09:27 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dipengaruhi oleh data ekonomi AS dan dari dalam negeri.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka di angka Rp15.480/US$ atau terapresiasi 0,23% terhadap dolar AS.


Sementara indeks dolar AS (DXY) pada Jumat (29/9/2023) berada di posisi 106,05 atau turun 0,17 poin jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang berada di posisi 106,22.

Fluktuasi rupiah hari ini terjadi dipengaruhi faktor eksternal maupun internal.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (28/9/2023) melaporkan klaim awal tunjangan pengangguran negara naik 2.000 menjadi 204.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 23 September. Jumlah ini di bawah proyeksi ekonom yang memperkirakan 215.000 sehingga ekspektasi bank sentral AS (The Fed) masih akan hawkish pun menguat.

Klaim pada bulan ini berada pada kisaran terendah yaitu 194,000-265,000 pada tahun 2023. Jumlah orang yang menerima manfaat setelah minggu pertama bantuan, yang merupakan ukuran perekrutan, meningkat 12,000 ke angka yang masih rendah yaitu 1,670 juta selama pekan yang berakhir pada bulan September.

Selain itu, pada malam hari (29/9/2023) akan dirilis data Personal Consumption Expenditure Price Index (PCE) yang diproyeksikan mengalami kenaikan menjadi 3,5% untuk periode Agustus secara tahunan dari yang sebelumnya sebesar 3,3% secara tahunan.

Dengan naiknya PCE ini maka suku bunga The Fed berpotensi akan tetap tinggi dan sikap hawkish The Fed akan semakin kuat. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, 14,1% mengatakan The Fed akan menaikkan 25 basis poin pada pertemuan awal November mendatang. Sedangkan probabilitas lebih besar tercermin untuk pertemuan Desember yang mencatatkan 32,8% menyatakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya menjadi 5,50-5,75%.

Sementara sentimen dari dalam negeri datang dari repatriasi dividen yang memicu aliran dana keluar.

"Untuk rupiah selain aspek global sebagai penyebabnya, juga ada dampak dari repatriasi dividen," ungkap Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Edi Susianto kepada CNBC Indonesia, Selasa (26/9/2023).

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menambahkan, periode pencairan dividen setiap tahunnya terjadi pada Mei dan September 2023. Mei untuk dividen pertengahan tahun, sedangkan September keseluruhan tahun.

Permintaan dolar AS di dalam negeri akan meningkat 1-2 bulan sebelum pencairan dividen. Ini juga yang menjadi alasan rupiah berada dalam tren pelemahan hingga saat ini, selain efek sentimen global.

"Ketika ada kebutuhan tersebut maka permintaan dolar AS akan meningkat dibandingkan biasanya," kata Putera.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Ini Jadi Incaran Jika The Fed & BI Pangkas Suku Bunga