Breaking News! Rupiah Ambruk, Dolar Kembali Tembus Rp 15.400
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tersungkur di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penguatan dolar AS. Merujuk Refinitiv, rupiah ada di posisi Rp 15.425/US$1 di awal perdagangan hari ini, Selasa (26/9/2023). Mata uang Garuda melemah 0,19%.
Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 10 Maret 2023 atau terendah dalam enam bulan terakhir.
Pergerakan rupiah masih akan dibayangi penguatan dolar AS. Indeks dolar terbang ke 106,01 pada Senin pagi ini atau posisi tertingginya sejak 11 November 2022 atau 10 bulan terakhir.
Penguatan dolar AS ini menandai jika investor tengah mengincar dolar AS dengan menjual aset berdenominasi mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Kondisi ini juga tercermin dari melonjaknya imbal hasil Surat Utang Negara (SUN). Imbal hasil SUN tenor 10 tahun melesat ke 6,74% pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 4 April 2023 atau lebih dari lima bulan.
Imbal hasil yang naik menandai harga SBN sedang jatuh karena diobral investor sehingga terjadi capital outflow Dengan besarnya SBN yang dijual investor maka rupiah pun terancam melemah.
Capital outflow juga terjadi di pasar saham Indonesia. Pada perdagangan kemarin investor melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 333,8 miliar di pasar reguler bursa saham Indonesia.
Penguatan dolar AS tak bisa dilepaskan dari masih hawkishnya kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Seperti diketahui, The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% sesuai ekspektasi pasar. Namun, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan.
Hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) juga mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024.
(mae/mae)