Saham Astra ACST Ngacir, Ada Kaitannya Dengan Salim?
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi Grup Astra yakni PT Acset Indonusa Tbk (ACST) terpantau melesat pada perdagangan sesi I Jumat (22/9/2023).
Per pukul 10:46 WIB, saham ACST terpantau melejit 19,76% ke posisi harga Rp 200/saham. Saham ACST pada sesi I hari ini ditransaksikan di kisaran Rp 165-Rp 202 per saham.
Saham ACST sudah ditransaksikan sebanyak 7.480 kali dengan volume sebesar 129,81 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 24,1 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 2,54 triliun.
Hingga pukul 10:46 WIB, di order bid atau beli, antrian pada harga Rp 200/saham menjadi yang paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 17.666 lot atau sekitar Rp 353 juta.
Sedangkan di order offer atau jual, antrian di harga Rp 220/saham, menjadi yang paling banyak yakni mencapai 26.420 lot atau sekitar Rp 581 juta.
Saham ACST melesat setelah perseroan ikut membentuk perusahaan patungan bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), di mana anak usaha dari emiten pengelola jalan tol Grup Salim PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), yakni PT Marga Metro Nusantara (MMN) menjadi pemegang mayoritas perusahaan patungan tersebut.
Perusahaan patungan tersebut bernama PT Jakarta Metro Ekspressway (JKTMetro) yang akan menggarap Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Cikunir-Ulujami Elevated sepanjang 21,5 km, dengan nilai investasi Rp 21,26 triliun.
MMN menguasai sebanyak 85% saham Jakarta Metro Ekspressway, ADHI 10%, dan Acset (ACST) menggenggam 5% sahamnya.
Keikutsertaan MMN dalam pendirian JKTMetro adalah sebagai bagian dari strategi perseroan untuk mendukung pembangunan dan percepatan infrastruktur di Indonesia.
Adapun konsorsium Marga Metro Nusantara, Adhi, dan Acset telah ditetapkan sebagai pemenang lelang pengusahaan Tol Jakarta JORR Elevated Cikunir-Ulujami dengan nilai investasi Rp 21,26 triliun. Masa konsesinya 45 tahun sejak surat perintah mulai kerja (SPMK).
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)