BI Umumkan Suku Bunga Hari Ini, Bagaimana Nasib Rupiah?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
Kamis, 21/09/2023 07:47 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih potensi bergerak volatil walau hasil kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) sesuai ekspektasi dan akan ada pengumuman suku bunga Bank Indonesia (BI) hari ini. 

Gerak mata uang Garuda kemarin, Rabu (20/9/2023) sangat volatile. Merujuk data Refinitiv, dalam sehari rupiah sempat melemah dengan menyentuh level psikologis Rp15.400/US$, akan tetapi di akhir perdagangan rupiah kembali ke posisi awal atau stagnan 9% ke Rp15.375/US$, sama seperti penutupan hari sebelumnya.

Volatilitas rupiah yang masih tinggi tersebut disinyalir karena sikap pelaku pasar kemarin yang menanti kebijakan suku bunga acuan the Fed pada pertemuan yang berlangsung dua hari, sejak 19 September 2023 dan berakhir pada semalam waktu dini hari, Kamis (21/9/2023), mengingat besarnya pengaruh AS dalam perekonomian global.


Pelaku pasar memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga ketika mengumumkan keputusannya. Hal ini dibuktikan dengan prediksi pasar dalam CME FedWatch Tool yang mencapai probabilitas 99%, atau hanya 1% yang memperkirakan The Fed menaikkan 25 basis poin (bps). Hasil kebijakan the Fed yang dirilis semalam sesuai dengan ekspektasi dimana suku bunga acuan dipertahankan dalam kisaran 5,25% - 5,5%.

Hanya saja, the Fed memberikan isyarat masih akan ada kenaikan suku bunga sekali lagi pada tahun ini. Dari proyeksi dot-plot yang dirilis semalam menunjukkan kemungkinan terjadi kenaikan suku bunga yang diperkirakan pada November mendatang, kemudian pada 2024 hanya ada dua kali pemangkasan, ini lebih rendah dibandingkan proyeksi dot-plot sebelumnya yang mencapai empat kali pemangkasan suku bunga.

Isyarat the Fed tersebut menunjukkan sikap hawkish masih bisa berlanjut, yang berarti ketidakpastian di pasar masih bisa meningkat dan akan menekan laju pergerakan rupiah.

Kendati demikian, hari ini sekitar pukul 14.00 WIB, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) mengenai kebijakan suku bunga acuan yang telah berlangsung sejak kemarin.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia pun memproyeksi bank sentral RI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dari 11 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Harapannya, suku bunga yang potensi akan dipertahankan kembali, dan ditambah dengan berbagai senjata BI bisa menjadi penopang rupiah dikala kondisi eksternal masih banyak ketidakpastian.

Sebagai informasi, suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari tahun ini atau delapan bulan terakhir. BI mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.

Teknikal Rupiah

Dalam basis waktu per jam, secara teknikal nilai tukar rupiah dalam melawan dolar AS bergerak sangat volatil. Kemarin (20/9/2023) sempat melemah menguji level psikologis Rp15.400/US$, posisi ini menjadi resistance kuat yang bisa dijadikan target pelemahan terdekat.

Sementara itu, apabila ada pembalikan arah bisa dicermati support terdekat pada posisi Rp15.350/US$. Nilai ini bertepatan dengan garis horizontal berdasarkan low candle 14 September 2023.

Foto: Tradiingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS per 20 September 2023

CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbal dari keputusan tersebut.


(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed